Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama Nusantara

Penulis kitab, pemilik pesantren hingga kisah membelah diri 

Syaikhona Kholil atau yang kerap kali dipanggil Mbah Kholil adalah seorang ulama mashyur asal Bangkalan, yang memberikan jasa besar dalam perlawanan melawan kolonialisme dan konstruksi Islam Nusantara. Tak heran, hingga kini usulan tentang pemberian gelar pahlawan nasional kepada Mbah Kolil masih kerap disuarakan.

Selain itu, ulama yang masih memiliki darah keturunan Sunan Gunung Jati ini juga terkenal memiliki kesaktian dan karya-karya tulisannya yang luar biasa. Berikut biografi singkat Syaikhona Kholil al-Bangkalani, dilansir dari berbagai sumber.

1. Biodata Lengkap Mbah Kholil 

Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama NusantaraSyekh Kholil (instagram.com/para_pecinta_habaib_kyai)

Nama Lengkap: Syekh Muhammad Kholil.

Nama Panggilan: Syekh Kholil Bangkalan atau Mbah Kholil.

Tempat, tanggal lahir: Bangkalan, 25 Mei 1835.

Nama ayah: Kiai Haji Abdul Latif.

Nama istri: Berdasarkan tesis karya M Zaini berjudul Genealogi pesantren di Bangkalan: studi genealogi Syaikhona Kholil Bangkalan Madura yang dipublikasi UIN Sunan Ampel yang kemudian dikutip Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman (Laduni.id), Syaikhona Kholil memiliki beberapa istri. Berikut adalah nama-namanya. 

  • Syarifah Khodijah.
  • Raden Ayu Assek binti Lodrapati.
  • Nyai Ummu Rahmah.
  • Raden Ayu Arbi’ah.
  • Nyai Mesi.
  • Nyai Su’lah.
  • Nyai Kuttab.
  • Nyai Sabrah.
  • Raden Ayu Nurjadi.
  •  Seorang janda kaya berasal dari telaga biru, Tanjung Bumi, Bangkalan.

Wafat:  23 April 1925 (dalam usia 106 tahun)

2. Menabung untuk tuntut ilmu ke tanah suci 

Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama NusantaraMekkah (instagram.com/islamic.___.page)

Syekh Muhammad Kholil juga terkenal akan cerita kegigihannya dalam menimba ilmu. Dilansir laman Laduni.id, Kholil muda memulai pendidikannya dengan belajar ilmu Fiqih dan Nahwu langsung dari ayahnya, Kyai Latif. Berkat didikan itu, Syekh Kholil dapat menghafal 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda.

Tak berhenti di situ, pendidikan Syekh Kholil berlanjut dengan berguru pada KH. Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Selepas itu, dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke berbagai pesantren lain di Indonesia, seperti Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan juga Pondok Pesantren Keboncandi.

Memasuki usianya yang ke-24 tahun, Syekh Kholil memulai  pengembaraan intelektualnya ke tanah suci dengan mandiri. Ia tak meminta sepeserpun biaya dari kedua orang tuanya.

Diketahui, sebelum memulai perjalanannya menuju tanah suci, Syekh Kholil sempat bekerja sebagai pemetik buah kelapa, dengan bayaran 2,5 sen untuk setiap pohon kelapa. Dengan tabungannya itu, ia nekad memulai perjalanannya menuju Mekkah.

3. Menjadi guru dari banyak Ulama Nusantara

Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama NusantaraIlustrasi Syekh Kholil (instagram.com/misin_yuliana)

Sebutan mahaguru yang disematkan pada nama Syekh Muhammad Kholil tentunya memiliki latar belakang. Syekh Kholil menjadi guru besar, dari banyak ulama-ulama terkenal  di Indonesia.

Mulai dari Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari pendiri dan pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng Jombang, KH. Abdul Karim (Mbah Manab) pendiri dan pengasuh pondok pesantren Lirboyo, KH Abdul Wahab Hasbullah (Jombang), Kiai Bisri Syansuri (Jombang), Kiai Maksum (Lasem), Kiai Nawawi (Sidogiri), Kiai As’ad Syamsul Arifin (Situbondo), hingga Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo) pernah berguru padanya.

Selain itu dilansir Laduni.id pula, Syekh Kholil juga sempat meniup ubun-ubun presiden pertama Indonesia, Soekarno sebagai bentuk restu dalam memimpin negeri. 

Baca Juga: Gelar Pahlawan Nasional Syaikhona Kholil Dibahas di MPR

4. Berhasil dirikan pesantren besar

Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama NusantaraMakam Syekh Kholil (instagram.com/suryadi_iat)

Setelah selesai dengan segala pendidikan dan perjalanan pengembaraan, Syekh Kholil mendirikan pesantren pertamanya di desa Jengkebuan, yang tak lama kemudian dikelola oleh menantunya, Kiai Muntaha.

Tak berhenti di situ, ia kembali membuka sebuah pesantren dengan menggunakan namanya, yakni Pesantren Syaichona Kholil yang masih terkenal dan berkembang hingga kini.

5. Menulis banyak kitab, kini tulisannya jadi rujukan banyak pesantren di Indonesia 

Mengenal Syekh Kholil al-Bangkalani, Mahaguru Para Ulama NusantaraKitab Syekh Kholil (instagram.com/fosgamamesir)

Meski telah tiada, jasa Syekh Kholil masih membawa banyak manfaat nyata hingga saat ini. Tulisan-tulisan indah yang tertuang dalam puluhan kitabnya, masih menjadi bahan rujukan bagi beberapa pesantren di negeri ini.

Tulisannya yang masih banyak dibaca hingga kini adalah mengenai panduan fikih ibadah, panduan menikah, panduan fikih jenazah, ilmu saraf, khutbah Jumat, ilmu tauhid, dan lain sebagainya. 

 

 

Dengan segala jasa dan karya yang telah diperbuat oleh Syekh Kholil, tak heran jika makamnya yang terletak di Mertajasah, Bangkalan, Madura masih ramai oleh peziarah hingga kini. Mampir wisata religi sebentar di kala berlibur ke Bangkalan, bisa jadi ide menarik, nih! 

Baca Juga: 5 Fakta Makam Syaikhona Kholil, Tujuan Utama Wisata Religi Bangkalan

EGYDIA ARTAMEVIA Photo Community Writer EGYDIA ARTAMEVIA

Check @egydiard on instagram

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya