Melihat Tradisi Ayak Abu di Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung

Abu terkumpul selama 156 tahun

Tulungagung, IDN Times - Kelenteng Tjoe Tik Kiong di Kabupaten Tulungagung menggelar tradisi mengayak abu. Mereka membersihkan abu sisa dupa yang terkumpul dalam wadah Hiolo. Abu tersebut diayak dan dipisahkan dari kotoran yang ada di dalamnya. Selanjutnya, abu ini dikembalikan ke wadah dan siap digunakan untuk sembahyang.

1. Tradisi selalu dilakukan menyambut tahun baru Imlek

Melihat Tradisi Ayak Abu di Kelenteng Tjoe Tik Kiong TulungagungPekerja membersihkan abu sisa dupa di Klenteng Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Bioma Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Tjio Jing Jing menerangkan tradisi merupakan bagian dari kegiatan pembersihan yang dilakukan di seluruh bagian kelenteng. Tidak hanya patung dewa maupun ornamen lain saja yang dibersihkan, tapi tempat abu sisa dupa di hiolo juga ikut dibersihkan.

"Mulai dari depan hingga belakang seluruh yang ada di klenteng ini dibersihkan menyambut tahun baru imlek," ujarnya, Jumat (28/01/2022).

2. Abu terkumpul sejak tahun 1886

Melihat Tradisi Ayak Abu di Kelenteng Tjoe Tik Kiong TulungagungPekerja membersihkan abu sisa dupa di Klenteng Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Abu sisa dupa ini terkumpul sejak Klenteng ini berdiri pada tahun 1886. Selama 156 tahun abu sisa dupa ini tidak dibuang dan dibersihkan setiap memasuki tahun baru Imlek. Abu yang berada dalam Hiolo diambil dan diayak dengan saringan untuk memisahkan dengan kotoran lain. Biasanya abu tersebut tercampur dengan sisa batang dupa.

"Tidak pernah dibuang abu ini, setiap tahun dibersihkan dan dimasukkan kembali ke Hiolo untuk keperluan sembahyang umat," tuturnya.

Baca Juga: Imlek, Perajin di Malang Terima Pesanan 1500 Lampion dari Italia

3. Bisa diambil untuk ragam keperluan

Melihat Tradisi Ayak Abu di Kelenteng Tjoe Tik Kiong TulungagungPekerja membersihkan abu sisa dupa di Klenteng Tulungagung. IDN Times/ Istimewa

Biasanya abu ini diambil oleh umat untuk beragam keperluan seperti kelancaran bisnis maupun berobat. Namun mereka harus menggelar ritual Poapoe meminta izin kepada dewa untuk mengambil abu ini. Umat baru bisa menggunakan abu tersebut setelah dewa memberikan petunjuk dan memperbolehkannya.

"Kalau dewa memberikan petunjuk yang memperbolehkan baru abu bisa digunakan oleh umat untuk keperluan tertentu," tuturnya.

Baca Juga: Warga di Malang Mengubah Rumah Bernuansa Kelenteng

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya