Gerakan Sosial Muncul, Ini Komentar Pengamat Sosial di Tulungagung

Bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah

Tulungagung, IDN Times - Kemunculan sejumlah gerakan sosial selama masa PPKM Darurat di Tulungagung, merupakan respons atas kebijakan pemerintah yang dirasa kurang tepat. Gerakan ini bersifat temporary dan muncul ketika terdapat sebuah fenomena. Gerakan semacam ini tidak pernah berangkat dari individu, melainkan berawal dari kelompok.

1. Gerakan muncul berawal dari rasa empati

Gerakan Sosial Muncul, Ini Komentar Pengamat Sosial di TulungagungGerakan Razia Perut Lapar yang dilakukan kelompok pemuda. IDN Times/ istimewa

Pengamat sosial di Tulungagung, Anggi Wahyu menuturkan gerakan sosial seperti Razia Perut Lapar, Warga Bantu Warga dan PMII Care semuanya berawal dari sebuah kelompok yang mempunyai kesamaan visi dan misi. Gerakan ini berawal dari munculnya rasa empati selama penerapan PPKM Darurat. "Ada perasaan empati yang muncul karena melihat adanya efek dari PPKM darurat yang mungkin belum ada solusinya dari pemerintah sendiri," ujarnya, Minggu (18/7/2021).

Baca Juga: Pebisnis Hotel di Jombang Babak Belur Terpukul PPKM Darurat

2. Setiap gerakan mempunyai fokus berbeda

Gerakan Sosial Muncul, Ini Komentar Pengamat Sosial di TulungagungGerakan warga bantu warga yang dilakukan komunitas gulung tukar di Tulungagung. IDN Times/ istimewa

Alumin FISIP UNAIR Surabaya ini menerangkan setiap gerakan mempuntai fokus yang berbeda. Untuk gerakan Razia Perut Lapar, mereka fokus terhadap penanganan dampak ekonomi yang muncul dalam masa PPKM darurat. Sedangkan gerakan Warga Bantu Warga fokus memberikan pelayanan kepada warga yang sedang menjalani masa isolasi mandiri. Kelompok mahasiswa PMII Care fokus membantu sosialisasi pemerintah. "Ketiga ranah tersebut mungkin belum terpikirkan oleh pemerintah sehingga menjadi fokus gerakan sosial ini," imbuhnya.

3. Pemerintah harus memikirkan solusi sebuah kebijakan

Gerakan Sosial Muncul, Ini Komentar Pengamat Sosial di TulungagungKomunitas gulung tukar menyiapkan kandang kucing. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Ditinjau dari teori kritis sosial, gerakan ini merupakan bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah. Penerapan PPKM darurat dinilai oleh kelompok tersebut hanya menguntungkan satu sisi saja, yakni sisi medis. Sedangkan sisi lain seperti dampak ekonomi yang ditimbulkan belum ada solusinya. "Ini merupakan tamparan bagi pemerintah bahwa terdapat komunitas yang memberikan solusi, pemerintah seharusnya juga memikirkan dampak sosial lain selama masa penerapan PPKM darurat," pungkasnya.

Baca Juga: Ragam Gerakan Sosial Muncul di Tulungagung Selama PPKM Darurat

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya