Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek, Berjalan 2 Abad

Ketupat dan aneka sayur menjadi hidangan wajib

Trenggalek, IDN Times - Warga di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek memiliki tradisi lebaran ketupat yang telah berlangsung ratusan tahun. Mereka melakukan silaturahmi pada hari ke tujuh lebaran. Dalam lebaran ini, ketupat beserta aneka sayur dan lauk menjadi hidangan wajib. Warga yang bersilaturahmi dapat menikmati hidangan tersebut sepuasnya.

1. Berawal dari tradisi di pondok pesantren

Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek, Berjalan 2 AbadPonpes Babul Ulum di Durenan Trenggalek, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tradisi lebaran ketupat ini berawal dari Pondok Pesantren Babul Ulum di kecamatan tersebut. Pengasuh Ponpes Babul Ulum, KH Abdul Fattah Mu'in mengatakan tradisi ini bermula saat kakeknya, KH Imam Mahyin memiliki kebiasaan puasa Syawal usai lebaran hari pertama. Saat berpuasa KH Imam Mahyin dijemput oleh Adipati yang memerintah di Kadipaten Trenggalek. Pihak Kadipaten Trenggalek meminta KH Mahyin untuk mendampingi open house selama enam hari. Selama di sana, kiai kharismatik tersebut tidak makan di pagi hingga sore hari. Ternyata Kiai Mahyin menjalankan sunnah dengan berpuasa saat tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Termasuk keluarga yang ditinggalkan di rumah juga menjalankan Puasa Syawwal. Selama enam hari berada di pendopo kadipaten, hingga waktunya tiba akhirnya diantar pulang ke rumah Kiai Mahyin. Kepulangan kakeknya, langsung masyarakat berduyun-duyun sowan ke Kiai Mahyin.

"Sejak saat itu menjadi tradisi perayaan lebaran di Pondok ini selalu pada tanggal 7 dan 8 Syawwal," ujarnya, Sabtu (29/04/2023).

Baca Juga: Kematian Bayi di Trenggalek Usai Imunisasi, Dinkes Lakukan Investigasi

2. Dicontoh masyarakat sejak tahun 80an

Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek, Berjalan 2 AbadWarga bersilaturahmi saat lebaran ketupat di Trenggalek. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Saat menyambut tamu, mereka menghidangkan ketupat serta sayur lodeh nangka muda. Tamu yang datang untuk bersilaturahmi diminta menikmati hidangan tersebut. Tradisi ini kemudian menyebar ke lingkungan keluarga di sekitar pondok. Setelah itu sekitar tahun 80an warga sekitar juga mulai menjalankan tradisi lebaran ketupat ini. Mereka melakukan puasa syawwal usai lebaran hari pertama.

"Kupatan ini sudah berjalan lebih dari 200 tahun kupatan ini. Lantas setelah mbah saya (KH Imam Mahyin) meninggal tahun 10 atau 1910 sekitar itu, lalu diteruskan oleh ayah saya," tuturnya.

3. Dapat menjadi destinasi wisata

Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek, Berjalan 2 AbadWagub Jatim, Emil Elestianto Dardak saat mengikuti lebaran ketupat di Trenggalek. IDN Times/ istimewa

Tradisi lebaran ketupat ini menarik perhatian banyak masyarakat dari luar daerah. Bahkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak juga ikut serta merayakan lebaran ketupat di Durenan. Orang nomer dua di lingkup Pemprov Jatim ini berharap tradisi lebaran ketupat ini dapat tetap dilestarikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi salah satu destinasi wisata dan menarik minat wisatawan berkunjung.

"Tadi juga mendengar Bupati Trenggalek menggelar festival ketupat ini bisa menjadi salah satu destiniasi wisata juga," pungkasnya.

Baca Juga: Warga Trenggalek Curi 16 Karung Cengkeh, Nilainya Hampir Rp100 Juta

Bramanta Pamungkas Photo Community Writer Bramanta Pamungkas

peternak huruf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya