2. Empat bulan menjalani perawatan di Tulungagung

Ruang perawatan bayi kembar siam di RSUD dr Iskak Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Bayi kembar siam dempet pantat yang dilahirkan pada 17 April 2024 di RS Bhayangkara Tulungagung ini awalnya direncanakan bakal menjalani operasi pemisahan pada usia 8 bulan. Selama 4 bulan terakhir tim dari RSUD dr Iskak terus memantau kondisi perkembangan bayi tersebut. "Alhamdulillah selama empat bulan ini kondisinya baik walaupun ada gangguan kesehatan namun bisa teratasi, " terangnya.

3. Meninggal karena alami henti jantung saat operasi

ilustrasi operasi bedah (pexels.com/Anton Apa)

Namun pada awal Agustus, pihaknya mendapati pelemahan syaraf kedua tungkai bayi Arsenio. Guna menindaklanjuti hal itu pihaknya berkoordinasi dengan tim RS dr Soetomo Surabaya, guna melakukan pemeriksaan MRI pada bagian pantat bayi yang dempet tersebut. Hasilnya mereka merujuk bayi kembar siam ini ke RS dr Soetomo surabaya pada tanggal 13 Agustus malam. Kondisi bayi Arsenio semakin menurun karena mengalami gangguan pernafasan. Kondisi tersebut yang membuat proses operasi pemisahan harus dilakukan secepatnya. Namun saat operasi bayi Arsenio mengalami henti jantung dan meninggal dunia. "Jadi karena kondisi kesehatan akhirnya dilakukan operasi pemisahan, saat proses operasi bayi Arsenio mengalami henti jantung, tim sudah berupaya menyelamatkan keduanya," tuturnya.

4. Pembiayaan dicover oleh pemerintah

Perawat saat hendak masuk ruang perawatan bayi kembar siam di RSUD dr Iskak Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Saat ini pihak RSUD dr Iskak Tulungagung kini terus berkoordinasi dengan Tim Kembar Siam RS dr Soetomo Surabaya, guna memantau perkembangan kesehatan bayi Arselo.Saat disinggung mengenai pembiayaan, Aini menegaskan semua ditanggung oleh pemerintah. "Terkait biaya semua sudah dicover oleh BPJS Kesehatan, Pemkab Tulungagung dan Pemprov juga," pungkasnya.

Baca Juga: Kondisi Sehat, Bayi Kembar Siam di Tulungagung Dirawat Jalan