Uji Coba Pembukaan Sekolah di Jatim Diperluas, Kecuali Zona Merah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) SMA, SMK dan SLB telah berjalan 18 hingga 30 Agustus 2020. Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim) juga sudah mengevaluasinya.
Hasil evaluasi menyebutkan kalau PTM berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, Dindik akan memperluas cakupan wilayah sekolah pada uji coba tahap selanjutnya.
"Mulai 31 Agustus 2020, uji coba pembelajaran tatap muka diperluas," terang Kepala Dindik Jatim Wahid Wahyudi.
1. Jumlah SMK yang dibuka 25 persen di masing-masing kabupaten/kota
Wahid menjelaskan, pada waktu uji coba PTM tahap satu, kabupaten/kota di Jatim hanya diperbolehkan membuka masing-masing satu SMA, SMK, dan SLB saja. Nah, pada uji coba selanjutnya, jumlah sekolah yang dibuka akan ditambah. Tetapi penambahan uji coba itu khusus untuk SMK.
"Mulai 31 Agustus 2020 itu jumlah SMK-nya ditingkatkan menjadi masing-masing kabupaten/kota 25 persen," kata dia.
Jadi, misalnya di kota itu ada tujuh SMK, maka yang boleh dibuka baru dua sekolah.
2. Zona merah masih dilarang buka sekolah
Lebih lanjut, Wahid mengingatkan kebijakan itu hanya berlaku untuk SMK yang berada di daerah tingkat penularan COVID-19 sedang hingga rendah. Artinya, daerah dengan peta risiko zona merah belum diperbolehkan membuka sekolah atau menggelar PTM.
"Sekolah yang ingin melakukan belajar tatap muka harus mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas COVID-19 kabupaten/kota. Dan untuk zona merah tidak. Surabaya belum," dia menegaskan.
Baca Juga: 3 Sekolah di Kabupaten Madiun Uji Coba Pembelajaran Secara Tatap Muka
3. Guru jalani rapid test untuk screening
Tak hanya menguji coba pembukaan sekolah di zona oranye dan kuning di Jatim, Wahid memastikan para guru juga harus sehat. Pemprov pun menyediakan rapid test masif. Sebanyak 10 ribu lebih guru telah di-rapid test pada uji coba tahap pertama. Selanjutnya, menyusul 10 ribu guru lagi di tahap kedua.
"Hasilnya ke Dinkes. Dinkes yang tahu datanya, karena Dinkes yang melakukan," ucapnya.
Baca Juga: Kayak di Korea, SMA di Nganjuk Gunakan Pembatas Tiap Meja Siswa