TRC BPBD Lakukan Asesmen Jalur Lahar Dingin Gunung Semeru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lumajang, IDN Times - Antisipasi erupsi susulan Gunung Semeru sedang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim). Tim tersebut diterjunkan melakukan asesmen wilayah rentan di sekitar aliran lahar dingin Gunung Semeru, Rabu (2/11/2020).
"Teman-teman mengasesmen wilayah-wilayah yang rentan terkena lagi, karena di situ sudah penuh lahar dingin. Nanti akan meluber ke mana, teman-teman lagi asesmen di situ," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nurseno dikonfirmasi.
Wilayah yang dimaksud ialah Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
1. Asesmen untuk mengetahui jalur evakuasi
Satriyo menjelaskan, tujuan asesmen yaitu mengetahui jalur-jalur evakuasi di wilayah tersebut apabila kembali terjadi guguran lahar dingin. Sebab, sebagian masyarakat pengungsi sudah kembali ke rumah mereka.
"Karena masyarakat setempat yang semalam di pengungsian, pagi tadi kembali ke rumah untuk melaksanakan kegiatan masing-masing," jelas dia.
2. TRC juga pasang rambu peringatan
Selain memetakan jalur evakuasi tercepat, asesmen dilakukan untuk memetakan daerah yang perlu pemasangan rambu peringatan. Sebab, lahar dingin yang sekarang memenuhi Sungai Besuk di Desa Curah Kobokan bisa kembali mengalir deras dan meluber ke sekitar lokasi sungai. Apalagi, kawah Gunung Semeru masih ada kemungkinan bergejolak.
"Kami akan tetap mengoptimalkan keselamatan warga terkait pengungsian ini. Kami akan membuat rambu-rambu setelah asesmen ini agar masyarakat tidak mendekat di wilayah yang rentan dan rawan," katanya.
Baca Juga: BPBD Jatim Pastikan Satu Orang Hilang di Semeru Ditemukan
3. Warga sudah diimbau untuk tetap di pengungsian, tapi ingin kembali ke rumah
Terkait kembalinya warga ke rumah masing-masing, Satriyo menegaskan, sebenarnya tokoh masyarakat setempat di pengungsian, juga dari pihak Kodim dan Korem Lumajang sudah mengimbau agar sementara waktu ini mereka tidak kembali ke rumah.
"Dari kami juga sudah mengimbau. Tapi, mereka tetap ingin melaksanakan aktivitas sehari-hari. Karena mungkin jenuh, seharian di pengungsian tok, ya memang menjenuhkan," ungkapnya.
"Mereka tidak tinggal sepenuhnya di rumah. Malam mereka akan tetap kembali ke pengungsian di tendanya pemerintah, maupun di tempat pengungsian mandiri di masjid-masjid dan di sekolah," dia menambahkan.
Baca Juga: Satu Orang Diduga Hilang, Awan Panas Masih Terpantau di Semeru