Suhu Dingin Saat Musim Kemarau, Ini Dampak yang Perlu Diwaspadai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Meski tergolong fenomena yang biasa, kondisi "bediding" alias suhu dingin saat musim kemarau ternyata ada dampaknya. Badan Meteorologi, Kimotologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, selain suhu dingin di malam-pagi hari, kecepatan angin dan gelombang laut pun mengalami peningkatan.
1. Adanya angin Gending
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan, ada kewaspadaan terhadap potensi peningkatan angin di Jatim. Peningkatan angin ini dikarenakan adanya daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik dan daerah tekanan tinggi di Benua Australia.
"Biasanya ada angin berhembus kencang bersifat lokal di Pasuruan dan Probolinggo yang disebut angin Gending," ujarnya kepada IDN Times, Senin (24/6).
2. Gelombang tinggi air laut
Tekanan angin saat musim kemarau ini juga berdampak pada gelombang air laut. Teguh menyebut bahwa ada peningkatan pada gelombang air laut. "Seiring hal itu, perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan gelombang laut di perairan Jawa Timur," katanya.
Baca Juga: Sentuh Angka 14° Celcius, Kota Malang Kembali Seperti 20 Tahun Lalu
3. Berikan imbauan dan tetap waspada
BMKG Juanda, lanjut Teguh, mengimbau kepada masyarakat Jatim agar terus waspada dan hati-hati dalam beraktifitas. Tak lupa, ia menyarankan untuk selalu menjaga kondisi kesehatan tubuh agar terus prima.
"Karena kondisi sekarang perbedaan suhu siang dan malam hari, bagi masyarakat pesisir dan pengguna transportasi laut harap waspadai adanya potensi gelombang tinggi," kata Teguh.
4. Ada potensi hujan di lereng pegunungan
Ditanya apakah masih ada potensi hujan di musim kemarau, Teguh tidak menampiknya. Ia mengakui, beberapa wilayah lokal di Jatim berpotensi turun hujan tapi sifatnya sementara.
"Musim kemarau dampaknya hujan cenderung tidak ada. Kecuali daerah tertentu sifatnya lokal. Misalnya lereng pegunungan. Itu bisa hujan lokal sifatnya temporary saja," pungkas Teguh.
Baca Juga: Kemarau, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Alami Fenomena Frozen