Solar Sempat Langka, Kepala Dinas ESDM: Karena Panic Buying
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Belakangan ini terjadi kelangkaan solar di beberapa SPBU Jawa Timur (Jatim). Ternyata, penyebab kelangkaan tersebut adanya panic buying. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit.
1. Bermula dari informasi solar habis di satu SPBU
Panic buying yang terjadi di kalangan masyarakat ini bukan tanpa dasar. Mulanya, ada informasi kelangkaan solar di satu SPBU. Informasi itu pun meluas. Sehingga masyarakat berlomba-lomba mengisi penuh kendaraaannya.
"Kasus kelangkaan dipicu dari satu SPBU, berita menjadi muncul dan terjadi panic buying," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Gubernur Jatim, Senin (18/11).
2. BPH Migas sempat keluarkan pembatasan tapi dicabut karena sudah normal
Panic buying ini pun membuat ketersediaan solar di beberapa SPBU menipis. Alhasil terjadi antrean yang panjang. Ia mengakui, BPH Migas sempat mengeluarkan pembatasan pembelian agar stok solar tidak terganggu.
Namun, surat tersebut telah dicabut. Ia memastikan persediaan solar kembali normal. Hanya saja butuh waktu tiga sampai empat hari. "Hari ini Insya Allah sudah normal. Tapi butuh recovery tiga sampai empat hari. Surat edaran sudah dibatalkan," kata Setiajit.
Baca Juga: Atasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan Solar di Tuban
3. Sopir angkutan sempat panik dan membeli solar dalam jumlah banyak
Sementara itu, General Manager (GM) Pertamina MOR V Werry Prayogi menyebut bahwa panic buying ini berawal dari informasi di masyarakat tentang kelangkaan solar. Akibatnya, masyarakat khususnya sopir angkutan mulai panik dan membeli solar dalam jumlah banyak. Antrean pun mengular.
"Para sopir truk membeli solar dari yang tidak seperti biasanya. Biasanya truk kalau isi 200 liter, ini jadi 300 liter. Karena terpicu informasi akhirnya dipenuhi aja biar aman," jelasnya.
4. Mengakibatkan ketersediaan solar di beberapa SPBU habis
Panic buying ini mengakibatkan pasokan solar di beberapa SPBU habis. Misalnya saat hari biasa, SPBU menjual hanya 10 ribu liter solar, namun beberapa hari ini mencapai 15 liter solar.
"Efeknya dengan barang yang selama ini cukup, menjadi seperti ini. Itu maksudnya panic buying menciptakan distorsi informasi," pungkas Werry.
Baca Juga: Solar Langka, Sopir Truk Sampai Menunggu 24 Jam di SPBU Tuban