Sindikat Perdagangan Ginjal Internasional Diungkap di Jatim

Di Ponorogo ges

Ponorogo, IDN Times - Lima orang yang diduga terlibat sindikat perdagangan ginjal internasional ditangkap Imigrasi Ponorogo. Tiga orang diduga sebagai pelaku. Kemudian dua orang ialah korban.
 
"Dua diduga sebagai korban yang akan menjual ginjalnya, sedangkan tiga lainnya diduga punya peran masing-masing dalam sindikat yang menyalurkan korban,” ujar Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Hendro Tri Prasetyo.

1. Korban mencurigakan saat wawancara, sempat dikira PMI ilegal

Sindikat Perdagangan Ginjal Internasional Diungkap di JatimIlustrasi, tersangka. Shutterstock

Penangkapan lima orang itu berawal dari proses wawancara dalam rangka penerbitan paspor di Kantor Imigrasi Ponorogo pada Selasa (4/ 7/2023). Saat itu, sekitar pukul 09.30 WIB, dua orang berinisial MM asal Buduran, Sidoarjo dan SH asal Tangerang Selatan diwawancarai oleh petugas imigrasi.
 
"Saat proses wawancara, keduanya mengaku membutuhkan paspor untuk liburan ke Malaysia,” kata Hendro.
 
Keduanya menunjukkan gelagat yang mencurigakan serta tidak memberikan keterangan yang meyakinkan petugas. Tak hanya itu, mereka tidak bisa menunjukkan berkas-berkas yang diminta petugas.
 
"Dalam proses wawancara, petugas kami menyatakan ada indikasi keduanya menjadi pekerja migran nonprosedural,” kata dia.

Baca Juga: WNA Tiongkok Jadi Joki Tes Bahasa Inggris Ditangkap Imigrasi Surabaya

2. Berencana jual Ginjal ke Kamboja

Sindikat Perdagangan Ginjal Internasional Diungkap di Jatimmedicalnewstoday.com

Akhirnya, keduanya mengaku akan mendonorkan ginjal ke Kamboja diantarkan oleh tiga orang penyalur. "Ketiga orang tersebut ternyata menunggu di sekitar Kantor Imigrasi Ponorogo," jelas Hendro.

Petugas pun menindaklanjuti dengan memburu ketiga orang tersebut di sekitar Taman Jeruksing, Jalan Juanda, Ponorogo. "Petugas lalu mengamankan dua orang yang diduga sebagai penyalur yaitu inisial WI warga Bogor dan inisial AT warga Jakarta. Keduanya diamankan bersama satu orang saksi dengan inisial IS warga Mojokerto," terang Hendro.

3. Dijanjikan Rp150 juta untuk tiap ginjal

Sindikat Perdagangan Ginjal Internasional Diungkap di Jatimilustrasi memberikan uang (IDN TImes/Reza Iqbal)

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo Yanto menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan petugas, WI berperan sebagai perekrut. Sedangkan AT membantu proses permohonan paspor dan menyiapkan akomodasi.
 
"Setiap orang yang memberikan ginjalnya dijanjikan imbalan hingga Rp150 juta," terang Yanto.

Bahkan, lanjut Yanto, WI sempat berangkat ke Kamboja untuk menjual ginjalnya. "Berdasarkan keterangannya, WI sempat berada di sebuah Laboratorium di Phnom Penh namun gagal diambil ginjalnya karena ada masalah kesehatan," urai Yanto.
 
Nah, setelah pulang dari Kamboja, WI direkrut dan dipekerjakan oleh sindikat perdagangan ginjal yang ada di Bekasi. "WI mengaku juga sudah pernah saya datang di basecamp di Bekasi," terangnya.

4. Kasus ditangani polisi, mereka akan dipidana

Sindikat Perdagangan Ginjal Internasional Diungkap di Jatimilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihak Imigrasi Ponorogo lalu bersinergi dengan Polres Ponorogo untuk penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. "Kami siap membantu penyidik kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini," tegas Yanto.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan lanjutan kepada MM dan SH yang memberikan data yang tidak sah atau keterangan yang tidak benar dalam memperoleh dokumen perjalan RI (paspor). Atau diduga melanggar Pasal 126 huruf c UU 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. 

"Dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana paling banyak Rp500 juta," tutupnya.

Baca Juga: Terindikasi Korban TPPO, Ribuan Paspor Ditolak Imigrasi Jatim

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya