Surabaya, IDN Times - Sebanyak 30 adegan diperagakan dalam rekonstruksi tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan di Lapangan Sepak Bola Polda Jawa Timur (Jatim), Rabu (19/10/2022). Nah, pada adegan ke-19 hingga ke-25 diperagakan penembakan gas air mata.

Pantauan IDN Times di lokasi, adegan penembakkan gas air mata itu mulanya atas perintah tersangka, Danki 3 Satuan Brimob Polda Jatim, AKP Hasdarman. Anehnya, seluruh tembakkan yang diperagakkan mengarah ke sentle ban atau pinggir lapangan.

Padahal, kesaksian suporter Arema FC, Aremania serta diperkuat dengan sejumlah rekaman video yang beredar luas, beberapa tembakkan gas air mata diarahkan ke tribun penonton. Menanggapi hal itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan rekonstruksi itu merupakan kewenangan penyidik dan keterangan tersangka.

"Secara materi itu penyidik akan disampaikan. Kalau tersangka menyampaikan itu, dia punya hak. Penyidik yang akan mempertanggujawabkan dari kejaksaan maupun persidangan," ujarnya usai rekonstruksi.

Adanya perbedaan kejadian dengan rekonstruksi ini dikarenakan memang tidak ada pihak suporter maupun panpel Arema FC yang didatangkan. Rekonstruksi hanya melibatkan tiga tersangka.

Tiga tersangka itu antara lain, Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Danki 3 Sat Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi. "Fokus tiga tersangka. Yakni atas nama WS, PS, H. Terkait pasal persangkaan 359 dan atau 360 KUHP, ini menjadi fokus.
Penyidik hadirkan 54 orang saksi maupun peran pengganti. 30 adegan rekonstruksi," kata Dedi.

"Peran tiga tersangka dilihat juga teman-teman jaksa. Apa yang masih belum jelas akan makin lebih jelas direkontruksi ini. Secara teknis rekontruksi akan dibuat berita acara dan dberi berkas nantinya," pungkas jenderal dua bintang ini.

Baca Juga: Menutup Mata Efek Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan