Putar Otak Pelaku UMKM di Surabaya, Inovasi Produksi Masker Batik

Sehari bisa produksi 200 masker

Surabaya, IDN Times - Pelaku UMKM di Surabaya tampaknya harus memutar otak untuk tetap menjalankan roda usahanya semenjak virus SARS CoV-2 merebak. Ditambah lagi, kini kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya, tengah digalakkan oleh Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur (Jatim).

Nah, salah satu yang terdampak ialah Aryo Setiawan. Pemilik usaha Batik Wistara di Tambak Medoan Ayu, Surabaya. Dia pun tak sungkan membagikan curhatnya kepada IDN Times.

1. Omzet turun sampai 50 persen

Putar Otak Pelaku UMKM di Surabaya, Inovasi Produksi Masker BatikPelaku umkm pakaian batik yang melibatkan tenaga difabel mengubah produksinya menjadi masker batik selama pandemik COVID-19. Aryo Wistara for IDN Times

Aryo mengaku selama satu bulan terakhir omzet pemasukan pada usahanya sudah turun 50 persen. Banyak pesanan, utamanya dari instansi pemerintah dan sekolah-sekolah meminta penundaan terlebih dahulu. Alhasil, pemasukannya memproduksi pakaian batik pun tersendat.

"Kondisi seperti ini jelas semuanya menurun. Saya turun sekitar 50 persen," ujarnya ketika dihubungi IDN Times, Minggu (3/5).

2. Karyawannya minta pulang kampung

Putar Otak Pelaku UMKM di Surabaya, Inovasi Produksi Masker BatikPelaku umkm pakaian batik yang melibatkan tenaga difabel mengubah produksinya menjadi masker batik selama pandemik COVID-19. Aryo Wistara for IDN Times

Aryo yang dalam proses produksinya melibatkan para tenaga difabel ini semakin pusing. Sebab, dari 16 karyawannya kini tersisa hanya empat saja. Bukan dirumahkan oleh pihak Batik Wistara, mereka memang sengaja minta pulang kampung karena keluarganya khawatir.

"Saya gak bisa mencegahnya, karena keluarganya yang minta. Sekarang adik-adik (karyawan) tinggal empat," kata dia.

Baca Juga: Salut Banget, Perusahaan Konveksi di Tulungagung Donasikan Ribuan APD

3. Dapat ide dari pelanggan yang pesan masker kain

Putar Otak Pelaku UMKM di Surabaya, Inovasi Produksi Masker BatikPelaku umkm pakaian batik yang melibatkan tenaga difabel mengubah produksinya menjadi masker batik selama pandemik COVID-19. Aryo Wistara for IDN Times

Agar tetap dapat pemasukan, Aryo pun memanfaatkan peluang kecil yang ada. Sebenarnya ide ini bermula dari permintaan kliennya yang minta dibuatkan masker bermotif batik. Lantaran saat itu alat pelindung diri (APD) medis semakin langka, maka dianjurkan memakai masker kain bagi yang sehat.

"Kemudian saya coba pakai kain perca Batik Wistara, ternyata bagus. Pelanggan saya juga suka, tapi kendalanya kami gak bisa produksi banyak dan tempat, tenaganya cuma empat," dia menjelaskan.

4. Kini kembangkan produksi masker Batik Wistara

Putar Otak Pelaku UMKM di Surabaya, Inovasi Produksi Masker BatikMasker batik produksi Aryo. Aryo Wistara for IDN Times

Melihat elegennya masker bermotik Batik Wistara ini, Aryo mulai memberanikan diri menawarkan ke beberapa instansi. Dia kini mulai memproduksi secara massal. Sehari saja, ada 200 masker yang dihasilkan. Adanya terobosan ini dia berharap roda ekonomi tetap berputar untuk bisa memberi hak para karyawannya.

"Ya bersyukur ramai, kami jual Rp10 ribu baik ecer maupun grosir. Ini kalau dipakai di wajah nyaman karena halus. Terus gak pengap juga di napas. Dicoba buat niup lilin begitu tidak bisa tembus, jadi aman," katanya.

"Keunggulan lainnya bisa dipakai berulang kali, kalau kotor tinggal dicuci saja karena kan kain," Aryo menambahkan.

Baca Juga: Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah Corona

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya