Pusvetma Segera Kembangkan Vaksin PMK dengan Metode Kultur Jaringan

Tim pakar sudah terbentuk

Surabaya, IDN Times - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah meluas di 23 kabupaten/kota Jawa Timur (Jatim). Pemerintah provinsi (Pemprov) berencana membuat vaksin PMK secara mandiri. Pembuatan itu akan dilakukan di Pusat Veterenir dan Farmasi (Pusvetma), Surabaya.

1. Tegaskan siap produksi dan kembangkan vaksin inaktif

Pusvetma Segera Kembangkan Vaksin PMK dengan Metode Kultur JaringanIlustrasi ternak sapi di kandang kelompok.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Pusvetma Surabaya, Edi Budi Susila mengaku bahwa dirinya dan tim pakar telah siap untuk memproduksi vaksin PMK. Karena Pusvetma sudah pernah memproduksinya pada tahun 1980-an. Tapi untuk kali ini, pengembangan vaksin akan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat vaksin inaktif (killed vaccine).

Vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus tetap utuh, namun tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.

“Ini berfungsi untuk melindungi hewan ternak yang belum terjangkit dari penularan PMK. Untuk yang sudah terjangkit akan kami maksimalkan pengobatan dan perawatannya,” ujarnya, Kamis (26/5/2022).

2. Terbuka jika ada gubes yang ingin gabung pembuaran vaksin PMK

Pusvetma Segera Kembangkan Vaksin PMK dengan Metode Kultur JaringanIlustrasi ternak.unsplash.com/Theo Leconte

Edi menambahkan bahwa jajaran pusvetma dan tim pakar sangat terbuka apabila ada penambahan guru besar dari wilayah lain untuk turut bergabung dalam upaya percepatan penanganan PMK hewan ternak melalui pembuatan vaksin.

“Kami sangat terbuka jika Ibu Gubernur merekomendasikan Guru Besar dari tempat lain untuk bergabung guna percepatan pembuatan vaksin ini,” kata dia.

Baca Juga: Puluhan Ekor Sapi dan Kambing di Kediri Dinyatakan Suspect PMK

3. Tak hanya vaksin, edukasi untuk pencegahan dan penyembuhan penting

Pusvetma Segera Kembangkan Vaksin PMK dengan Metode Kultur JaringanIlustrasi ternak sapi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di sisi lain, lanjut Edi, upaya edukasi bagi para peternak juga masif dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak. Pasalnya, di beberapa daerah masih ditemukan adanya peternak yang tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.

“Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan mencegah penularan. Cuci mulut sapi dengan NaCL. Lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore, pastikan pula kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga,” dia menyarankan.

Baca Juga: [UPDATE] 8.794 Sapi di Jatim Terinfeksi PMK

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya