Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan Hilang

Semua yang beredar hanya provokasi

Surabaya, IDN Times - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menegaskan adanya informasi di media sosial terkait mahasiswa Papua yang terluka usai unjuk rasa tidak benar. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, Minggu (2/12).

Baca Juga: Ratusan Orang Papua Dibawa ke Mapolrestabes Surabaya, Ini Alasannya

1. Polda Jatim sampaikan unjuk rasa berlangsung aman dan tertib

Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan HilangDok. IDN Times/Istimewa

Barung menuturkan, kegiatan mahasiswa Papua berupa unjuk rasa di Surabaya berlangsung pukul 08.30-09.45 WIB berjalan aman dan tertib. "Pemberitaan di Facebook dan Instagram yang menyatakan bahwa ada mahasiswa yang terluka itu tidak benar. Polda Jatim telah melakukan pengecekan dan tidak ada mahasiswa yang terluka," ujarnya.

2. Ada salah satu mahasiswa meminta kompensasi Rp10 juta ke polisi

Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan HilangDok. IDN Times/Istimewa

Barung juga membeberkan ada mahasiswa yang mengklaim kalau 17 temannya terluka. Tak hanya itu, salah satu mahasiswa Papua ini meminta kompensasi Rp10 juta. "Kami nyatakan tidak ada tindakan anarkis walaupun ada dua polisi, satu linmas, dan satu Satpol PP yang terluka," terangnya.

3. Polda Jatim tegaskan informasi mahasiswa Papua hilang tidak benar

Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan HilangIDN Times/Fitria Madia

Bukan hanya mengklaim terluka, mahasiswa Papua juga mengabarkan kalau ada dua mahasiswa hilang pada Sabtu (1/12) malam. Barung menilai hal itu sebuah provokasi. "Kami nyatakan tidak ada yang hilang, tapi menghilangkan diri," tegasnya.

4. Polisi sebut mahasiswa Papua provokasi ormas

Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan HilangIDN Times/Fitria Madia

Melihat gejolak ini, maka kepolisian melalui Polrestabes Surabaya membawa 233 mahasiswa ke markasnya. Tindakan ini menjadi salah satu upaya untuk meredam ormas lainnya. Harapannya, para mahasiswa Papua ini terselamatkan dan tidak dianiaya kelompok ormas.

"Mereka (mahasiswa Papua) memprovokasi massa di luar yang terpancing. Pemuda pancasila, pemuda merah putih. Mereka ingin masuk ke dalam asrama, karena mahasiswa papua meneriakkan slogan-slogan seperti Papua Merdeka yang membuat terpancing dan marah," jelasnya.

5. Polisi terus lakukan negosiasi dan minta tidak ada provokasi agar tidak jatuh korban

Polda Jatim Tegaskan Mahasiswa Papua Tak Ada yang Luka dan HilangIDN Times/Vanny El Rahman

Sampai saat ini, kata Barung, di Mapolrestabes Surabaya mahasiswa Papua tidak mau balik ke asrama jika tidak bersama aparat. "Kami bernegoisasi dengan mahasiswa agar 10 mahasiswa yang kembali ke asrama mengambil barangnya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seperti Malang, Sidoarjo, dan lain-lain," katanya.

Pria dengan tiga melati emas ini melanjutkan, bahwa negosiasi itu ditolak. Maka dari itu kepolisian tetap menjaga para mahasiswa ini dengan syarat mahasiswa tidak lagi memprovokasi dan tidak menyatakan bukan bagian dari Indonesia.

"Kami akan memaksa keluar Polrestabes dengan cara kami kawal tapi tidak bersama-sama untuk mengambil peralatannya. Kami tidak membiarkan, kami hanya tidak ingin jatuh korban. Sebab jika jatuh korban, tujuan mereka (mahasiswa Papua) terpenuhi," pungkasnya.

Baca Juga: 7 Film Luar Ini Syuting di Indonesia, dari Bali hingga Papua 

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya