Pasien Membludak, RS Rujukan COVID-19 di Surabaya Raya Overload
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Daya tampung rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya Raya dikabarkan sudah melebihi kapasitas. Sebab, penambahan pasien terkonfirmasi positif semakin membludak, khususnya di Surabaya. Oleh sebab itu, Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tengah menyiapkan alternatifnya.
"Rumah sakit rujukan yang ada saat ini sudah overload. Secara teoritis, rumah sakit rujukan yang menangani pasien khusus corona sudah mengalami kelebihan pasien," ujar Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu malam (3/5).
1. Pasien COVID-19 di Surabaya Raya membludak
Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hanya berkapasitas 403 pasien saja. Nyatanya, yang dirawat kini mencapai 798 pasien. Artinya, ada kelebihan kapasitas sebanyak 395 pasien.
Kemudian di Sidoarjo, kapasitas rumah sakit rujukannya lebih kecil. Yakni hanya 160 pasien saja. Sedangkan jumlah yang dirawat ada 212 pasien. Sehingga, RS rujukan covid-19 di Sidoarjo sudah overload sebanyak 62 pasien.
Begitu pula di Gresik, sudah merawat pasien sebanyak 121 pasien. Kapasitasnya hanya 24 pasien, sehingga overload 97 pasien.
"RS overload terbanyak di Surabaya. Artinya apa, overload-nya sudah cukup mengkhawatirkan," kata Joni.
2. RSUA disiapkan jadi rumah sakit darurat
Membludaknya pasien COVID-19 ini memaksa pemprov menyiapkan rumah sakit darurat. Rencananya, rumah dakit darurat akan diletakkan di RS Universitas Airlangga (RSUA). Saat ini pihaknya akan mempersiapkan kelengkapan infrastrukturnya.
"Jadi pemerintah provinsi bersama dengan Kementerian Pendidikan dan para donatur berupaya untuk membuka rumah sakit di Unair, Insyallah satu hingga dua hari ini akan selesai dan bisa ditempati. Kira-kira (kapasitas rawat inap) sampai 200 lebih (pasien)," Joni menerangkan.
Baca Juga: 6 Pelanggar PSBB Reaktif COVID-19, Semuanya Dikarantina di BPSDM Jatim
3. Gedung Puslitbang juga telah dapat izin untuk sarana penanganan COVID
Selain RSUA, Joni membeberkan bahwa Gedung Puslitbang Humaniora di kawasan Indrapura Surabaya bisa dijadikan rumah sakit darurat ke depannya. Hal ini diketahui setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberi izin penanganan COVID-19 di sana.
"Di sana kapasitasnya cukup besar dan bisa menampung sekitar 500 orang lebih pasien corona," ucapnya.
4. Tegaskan tidak semua pasien positif dan PDP perlu dirawat di rumah sakit
Guna menekan angka lonjakan pasien COVID-19 yang masuk rumah sakit, Joni menjelaskan kebijakan Kemenkes bahwa tidak semua orang dengan status PDP dan positif harus masuk rumah sakit.
"Jadi, tidak harus semua orang dengan status PDP atau confirm (positif) harus masuk rumah sakit. Di rumah juga bisa, asalkan rumah dan perilakunya memenuhi syarat," jelasnya.
Baca Juga: Ini Kronologi Temuan Klaster Sampoerna Versi Pemprov Jatim