Masuk Uji Profil, Akurasi Tes Bau Ketiak i-nose c-19 Capai 91 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Alat deteksi COVID-19 dengan menggunakan bau ketiak karya Guru Besar Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bernama i-nose c-19 mulai memasuki tahap uji profil. Nah, beberapa alat telah diserahkan ke rumah-rumah sakit untuk mencari sampel data.
1. Masuk uji profil dengan akurasi 91 persen
Rumah sakit yang menjadi uji profil i nose c-19 yaitu RSUD dr Soetomo, RSI Jemursari dan RSI A. Yani, Surabaya. Guru Besar Teknik Informatika yang juga penemu alat deteksi, Prof Riyanarto Sarno memburu 600 sampel data dari tiga rumah sakit. Standar akurasi tetap berpatokan ke tes swab PCR.
"Sekarang akurasi i-nose c-19 mencapai 91 persen," ujarnya saat nenyerahkan i-nose c-19 ke RSI Jemursari, Senin (22/2/2021).
2. Akurasi ditarget naik 93 persen sebelum masuk tahapan uji diagnostik
Dalam uji profil ini, Riyan menargetkan akurasi i-nose c-19 meningkat ke angka 93 persen. Selanjutnya akan dilakukan uji diagnostik dengan target sebanyak 2.500 sampel data. Apabila sudah terpenuhi akan diajukan untuk izin edarnya.
"Targetnya September (bisa digunakan secara massal)," kata dia.
3. Dipatok harga Rp10 ribu untuk tes
Menariknya, i-nose c-19 diproyeksikan menjadi alat deteksi virus SARS CoV-2 termurah. Riyan menyebut bahwa hanya merogoh kocek Rp10 ribu bisa tes COVID-19. Harga itu lebih murah daripada Ge-Nose dengan harga Rp20 ribu, rapid test antobody Rp90 ribu dan rapid test antigen Rp105 ribu.
"Tarifnya murah hanya 10 ribu," pungkas dia.