Mahasiswa Skeptis dengan Majunya Gibran di Pilpres 2024

Mahasiswa curigai misi melanggengkan kekuasaan

Surabaya, IDN Times - Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto resmi menggandeng putra sulung Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres).

Setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia minimum 40 tahun untuk Capres - Cawapres tak jadi kendala bagi Gibran. Karena ada frasa tambahan berpengalaman sebagai kepala daerah. Gibran sendiri saat ini menjabat Wali Kota Solo.

Melihat hal ini, mahasiswa di Surabaya sedari awal menduga putusan MK yang memperbolehkan orang berpengalaman menjadi kepala daerah maju sebagai Capres dan Cawapres meski belum berusia 40 tahun itu sengaja didesain untuk memudahkan langkah bagi Gibran berkontestasi dalam Pemilu 2024. 

"Dugaan tersebut akhirnya terbukti secara nyata dengan adanya deklarasi dari Koalisi Indonesia Maju yang menjadikan Gibran sebagai Cawapres," ujar Ketua BEM Universitas Airlangga (Unair), Anang Jazuli kepada IDN Times, Senin (23/10/2023).

Padahal secara pengalaman, Anang menilai Gibran belum cukup matang. Karena baru menjabat sebagai Wali Kota Solo kurang dari tiga tahun. Ditambah lagi secara kecakapan sebenarnya masih banyak figur yang lebih kompeten untuk maju sebagai Cawapres pendamping Prabowo.

"Saya rasa secara kapasitas masih banyak tokoh yang lebih cakap dan berpengalaman di pemerintahan untuk menjadi pemimpin nasional," katanya.

Selain itu, Anang menyoroti proses majunya Gibran sebagai Cawapres terlalu instan dan cepat. Dia bahkan menyebut kalau hal ini erat kaitannya dengan memanfaatkan jabatan dan popularitas Jokowi yang saat ini masih menjadi Presiden aktif.

"Tidak ada yang salah sebenarnya dengan siapapun anak muda yang ingin menjadi pemimpin di kancah nasional, namun dinamika politik yang saya amati hari ini tujuannya terkesan untuk melanggengkan kekuasaan salah satu pihak bukan untuk kepentingan bangsa dan negara secara menyeluruh," kata dia.

Terlepas dari polemik yang ada, Anang pengin tahu isu apa saja yang akan digaungkan pada janji kampanyenya nanti. Dia sendiri tak yakin kalau Gibran akan memperjuangkan isu anak muda dan kebangsaan yang dibutuhkan Indonesia. Mengingat pengalamannya masih minim.

"Karena kan masih baru terjun di pemerintahan sebagai wali kota selama 2-3 tahun, takutnya Mas Gibran belum benar-benar mengetahui apa permasalahan bangsa ini dan bagaimana solusi yang ditawarkannya ke depan," ungkap Anang.

Senada dengan Anang, Ketua BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jundu Muhammad sudah mencurigai keputusan MK untuk melanggengkan putra Jokowi maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dipilihnya Gibran sebagai Bacawapres dari KIM, kata Jundu, menunjukkan bagaimana proses kaderisasi pada partai politik perlu dipertanyakan. Karena Gibran adalah kader PDIP yang merupakan parpol di luar KIM. 

"Kaderiasai dalam partai politik itu pun seakan akan mati sehingga perlu mengambil dari luar partai koalisi itu sendiri," katanya.

Penunjukkan Gibran sebagai Cawapres juga menunjukkan bagaimana target pemilih dari KIM itu sendiri bukan hanya mengincar anak muda. Namun juga mengincar golongan masyarakat bawah yang notabenenya adalah kalangan yang tidak berpendidikan dengan jumlah suara lebih besar dari golongan anak muda itu sendiri. 

"Mas Gibran dirasa sangat merepresentasikan Presiden Jokowi yang dekat dengan masyarakat bawah sehingga menjadikan target utama pemilih pada 2024 nanti. Dari pandangan saya pribadi, menjadi seorang kepala negara atau wakilnya bukan hal mudah untuk dilalui, bukan hanya sekadar dekat dengan rakyat, fast respons, ataupun aktif bersosial media," terang Jundu.

"Tapi lebih dari itu seorang kepala negara ataupun wakilnya harus benar benar mampu sebagai seorang negarawan sejati yang memahami hakikat bernegara dan berdemokrasi. Sejak awal maju saja sudah melalui proses yang kontroversi lalu bagaimana ke depannya? Perlu menjadi atensi bersama bahkan anak muda itu sendiri yang harus mampu kritis terhadap calon pemimpin masa depan kita," pungkasnya.

Baca Juga: Jokowi Merestui Gibran Dampingi Prabowo di Pilpres

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya