Kasus Demam Berdarah, Jatim Peringkat Kelima Nasional

Tapi belum dijadikan status KLB

Surabaya, IDN Times - Jumlah kasus demam berdarah di Jawa Timur pada awal tahun 2019 terus meningkat. Saat ini penderitanya sudah mencapai 2.660 orang. Sementara ada 46 orang dinyatakan meninggal dunia dari 1-28 Januari 2019. Meski begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim belum memberlakukan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Data itu sekaligus menempatkan Jatim sebagai peringkat ke-5 di Indonesia dalam kasus demam berdarah terbanyak.

1. Penyebaran belum merata jadi alasan belum KLB

Kasus Demam Berdarah, Jatim Peringkat Kelima NasionalIDN Times/Vanny El Rahman

 

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Heri Santoso mengatakan, alasan dasar tidak mengubah status KLB karena memang penularan demam berdarah tidak merata di setiap kabupaten. Pihaknya cenderung ke spesifik daerah yang peningkatannya signifikan. "Nanti daerah yang tidak signifikan dinyatakan KLB juga tidak pas. Tapi kami tetap memantau secara khusus," ujar Kohar saat ditemui di kantornya, Selasa (28/1).

2. Ponorogo nyatakan statu KLB kasus demam berdarah

Kasus Demam Berdarah, Jatim Peringkat Kelima NasionalUnsplash/Ekamelev

Meski begitu, ada daerah yang sudah menyatakan KLB yaitu Ponorogo. Status itu muncul lantaran terdapat peningkatan kasus demam berdarah secara signifikan. "Artinya akan ada gerakan yang besar untuk megatasi DBD. Nanti Jatim akan melihat, jika Ponorogo bisa menyelesaikan permasalahan, bisa terselesaikan. Namun, Jatim juga memberikan dukungan," katanya.

3. Kabupaten Kediri tertinggi

Kasus Demam Berdarah, Jatim Peringkat Kelima NasionalANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Berdasarkan data dari Dinkes Jatim, Kabupaten Kediri menjadi daerah yang paling banyak kasus demam berdarah. Rinciannya, ada 271 kasus, di mana 12 di antaranya meninggal dunia. Tulungagung menjadi daerah dengan kasus terbanyak kedua dengan 249. Sebanyak tiga orang dinyatakan meninggal dunia dan Bojonegoro menyusul dengan 177 kasus. Jumlah yang meninggal empat orang.

"Jumlah kasus DBD pada Januari tahun ini dibanding tahun lalu cenderung lebih tinggi. Hal itu disebabkan beberapa faktor seperti musim, lingkungan dan kondisi masyarakat," jelasnya.

4. Peringkat berapapun yang penting penanganannya

Kasus Demam Berdarah, Jatim Peringkat Kelima NasionalANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

 

Meski menduduki peringkat ke-5, namun Kohar mengatakan bahwa hal itu tak perlu dikhawatirkan. "Yang paling penting bagaimana kita bertindak dalam penanganan. Peringkat berapapun harus menghadirkan gerakan agar masyarakat tidak sakit, seperti upaya pencegahan dan memberi pemahaman masyarakat agar tidak ketularan," bebernya.

Selain itu, Puskesmas dan rumah sakit yang ada di daerah diminta lebih waspada dengan memeriksa penderita demam berdarah dengan lebih baik. "Sesorang itu sakit DBD, harus diperiksa secara betul baik klinis laboratorium," pungkas Kohar.

Baca Juga: RSUD Dr Koesma Tuban Sudah Tangani 35 Pasien Demam Berdarah

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya