Jurus Unair Cegah ‘Kenakalan’ Jalur Mandiri

Yuk intip!

Surabaya, IDN Times - Kasus suap penerimaan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terungkap. Rektor hingga wakil rektornya pun dijadikan tersangka. Melihat kasus ini, Universitas Airlangga (Unair) sesumbar kalau kasus serupa tak akan terjadi. Pasalnya, Unair memiliki sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya suap dalam seleksi penerimaan mahasiswa pada jalur mandiri.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengatakan, dalam melakukan seleksi mahasiswa baru, Unair mengutamakan akademik atau nilai peserta. “Akademik adalah indikator utama dalam proses seleksi mahasiswa baru pada jalur mandiri. Bukan karena sumbangannya banyak, namun karena memang nilai akademiknya layak untuk dapat diterima,” ujarnya, Kamis (25/8/2022).

Proses penetapan mahasiswa baru itu juga melibatkan berbagai pihak. Seperti dekan fakultas, Badan Penjamin Mutu (BPM), maupun Badan Pengawas Internal (BPI). Dikatakan Nasih bahwa paguyuban rektor selalu mengevaluasi sistem penerimaan mahasiswa jalur mandiri yang telah digunakan.

1. Ada 3 langkah yang dimiliki Unair

Jurus Unair Cegah ‘Kenakalan’ Jalur MandiriRektor Universitas Airlangga, Prof Moh Nasih saat meninjau pelaksanaan UTBK di UNAIR, Selasa (17/5/2022). (dok. Universitas Airlangga)

Nasih menambahkan, dalam proses penerimaan jalur mandiri, langkah pertama ialah, sosialisasi. Melalui website dan juga media sosial universitas, disosialisasikan bahwa tidak ada pembayaran yang sah selain yang tertera di peraturan rektor, yaitu Uang Kuliah Awal (UKA) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Segala transaksi keuangan tidak masuk dalam rekening pribadi, melainkan melalui rekening universitas.

Kedua, sayembara. Setiap tahun, Unair menyelenggarakan sayembara berkaitan dengan banyaknya orang yang mengaku dapat memasukkan putra-putrinya masuk Unair melalui jalur tertentu. “Masyarakat bisa melaporkan ke kami, maka orang itu (pelapornya) bisa dapat hadiah dari kami. Kami akan sangat senang jika masyarakat mau memberikan informasi yang valid,” kata dia.

Ketiga, peniadaan kunjungan maupun tamu tanpa tujuan spesifik. Nasih menegaskan, menjelang penerimaan mahasiswa baru, pihaknya seringkali mendapat kunjungan yang tidak spesifik tujuannya. “Kami tidak menerima tamu-tamu yang tidak jelas yang pengin ketemu rektor maupun pimpinan. Kami tidak akan temui. Ini untuk menghindari kurupsi, kolusi, dan nepotisme,” ucapnya.

2. Diperkuat dengan penggunaan nilai UTBK kemudian punya badan khusus

Jurus Unair Cegah ‘Kenakalan’ Jalur MandiriRektor Unair, Prof Muhammad Nasih (tengah) bersama Tim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman (kanan). IDN Times/Fitria Madia

Selain tiga strategi tersebut, Unair memberlakukan strategi pendukung berupa penggunaan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sebagai seleksi resmi dari pemerintah pusat dalam seleksi mandiri. Strategi ini untuk mereduksi oknum-oknum tertentu yang bermaksud melakukan kecurangan.

Untuk menghindari kolusi, Unair membentuk badan khusus bernama Pusat Pengelola Dana Sosial. Pembentukan PUSPAS untuk menghindari pihak-pihak yang ingin memberikan sumbangan atas nama pribadi. “Bagi orang yang ingin menyumbang, kami tampung dalam mekanisme PUSPAS. Itu juga diaudit,” katanya.

“Semua transparan. Intinya, Unair mengembangkan sistem di mana seluruh penerimaan tidak masuk rekening pribadi,” dia menambahkan.

Baca Juga: Cerita Alisya, Mahasiswa UNAIR Peraih Medali Emas di SEA Games Hanoi

3. Ingatkan soal integritas

Jurus Unair Cegah ‘Kenakalan’ Jalur MandiriRektor Unair, Prof Mohammad Nasih saat memberikan keterangan pers soal SBMPTN. IDN Times/ Ardiansyah Fajar.

 Nasih juga menyatakan, dalam proses penerimaan baru, beberapa prodi memiliki keketatan hingga lebih dari satu persen. Artinya, satu peserta harus bersaing dengan lebih dari 99 peserta lainnya.

“Dalam beberapa prodi, ada pendaftar mencapai 2000 calon mahasiswa sementara yang diterima hanya 50 mahasiswa. Angka inilah yang kemudian memunculkan prasangka di masyarakat,” ucap dia.

Namun, Nasih mengingatkan, sebagus apapun sistemnya, jika yang mengelola sistem tidak berintegritas, peluang untuk melakukan kecurangan tetap besar. Karena itu, faktor integritas menjadi perhatian utama dalam pengelolaan penerimaan mahasiswa baru di Unair.

“Sebaik apapun sistemnya, kalau manusianya, integritasnya tidak bagus, peluang untuk melakukan kecurangan akan tetap terjadi. Faktor integritas harus menjadi perhatian utama,” pungkasnya.

Baca Juga: Buruan Guys! Jalur Mandiri ITS Ditutup Tanggal 17 Juni 2021

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya