Eri Tebus Ijazah Pelajar SMA/SMK, Machfud Ingin Wujudkan Bedah Rumah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi membagikan beberapa ijazah pelajar SMA/SMK yang sempat ditahan sekolahnya. Pembagian ijazah didampingi Tim Saber Ijazah. Merekalah yang melakukan pendampingan dan advokasi terhadap warga tidak mampu yang ijazah ditahan akibat tunggakan biaya SPP.
Sementara itu, Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin ingin mewujudkan program bedah rumah sebagai bentuk permukiman layak bagi warga.
1. Kebanyakan yang terkendala SMA/SMK
Eri mengatakan, sejumlah warga yang ijazahnya ditahan kebanyakan di jenjang SMA/SMK. Penyebabnya ialah biaya pendidikan jenjang tersebut tidak lagi gratis dan disubsidi seperti saat dikelola oleh Pemkot Surabaya.
”Sejak saya di Bappeko, sudah menganggarkan jangan sampai ijazah SMA/SMK tertahan,” ujar mantan Kepala Badan Perencaan Pembangungan Kota (Bappeko) Surabaya itu dalam rilis Rabu (20/10/2020).
2. Bertekad bantu pelajar Surabaya
Saat menjadi Kepala Bappeko terdapat lebih dari 5.000 beasiswa bagi pelajar Surabaya. Pihaknya akan terus berkomitmen memenuhi hak pendidikan seluruh siswa di Surabaya. Karena wajib belajar 12 tahun sudah dijamin Pemkot Surabaya.
"Sudah diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, termasuk jaminan bagi warga tidak mampu untuk dapat mengikuti wajib belajar,” katanya.
”Maka ke depan kami berkomitmen memberikan subsidi dan bantuan biaya pendidikan bagi warga Surabaya yang menempuh pendidikan jenjang SMA/SMK. Sehingga, tidak ada lagi warga kota surabaya yang putus sekolah,” dia menambahkan.
Baca Juga: Eri Siapkan Ekosistem Bisnis, Machfud Ingin Perkuat Investasi
3. Soroti soal permukiman
Sementara Cawali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin bertekad mematangkan program kesejahteraan warga Kota Pahlawan. Nah, salah satu yang menjadi prioritas ialah permukiman. Menurutnya, permukiman sampai saat ini masih menjadi kendala besar.
"Keberadaan rumah susun yang ada sekarang juga tak dapat menampung semua warga yang membutuhkan karena kapasitasnya yang minim. Sedangkan saat ini telah delapan ribu warga yang mengantre untuk mendapat rumah susun," jelasnya.
Baca Juga: Tekad Eri Menaikkan Insentif Guru Ngaji, Mujiaman Tuntaskan Surat Ijo