Dua Perawat di Surabaya Meninggal, Total Sudah Ada 9 di Jatim

Selamat jalan para pahlawan

Surabaya, IDN Times - Dua perawat di Jawa Timur (Jatim), Vivitra Wallada dan Simplisia Guarda Mayesti dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19, Rabu (24/6). Kedua perawat ini sama-sama meninggal di Surabaya, tapi di dua rumah sakit yang berbeda.

1. Vivitra dirawat di RSAL dr. Ramelan kondisi hamil

Dua Perawat di Surabaya Meninggal, Total Sudah Ada 9 di JatimDokumentasi PPNI Jatim

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Prof Nursalam MNurs mengatakan, Vivitra selama ini bertugas di ruang ICU Rumah Sakit (RS) Gotong Royong, Surabaya. Pada 15 Juni lalu, Vivitra jatuh sakit dirawat di RSAL dr. Ramelan Surabaya.

"Masuk RS waktu itu hamil 8 bulan," katanya kepada IDN Times, Rabu (24/6).

2. Bayinya positif COVID-19

Dua Perawat di Surabaya Meninggal, Total Sudah Ada 9 di Jatim(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Kemudian pada 20 Juni, lanjut Nursalam, Vivitra dinyatakan positif COVID-19. Akhirnya 22 Juni kemarin, dia melahirkan dengan cara operasi seksio. Anak laki-laki yang dilahirkan Vivitra rupanya juga terjangkit virus SARS CoV-2. "Kemudian hari ini (Vivitra) tadi (pukul 03.53 WIB) meninggal," katanya.

"Kondisi bayinya pakai ventilatormya anak-anak gitu. Jadi ya kondisinya kritis juga di ruang NICU ruang intensifnya untuk bayi," dia menambahkan.

3. Simplisia meninggal di RKZ Surabaya

Dua Perawat di Surabaya Meninggal, Total Sudah Ada 9 di JatimDokumentasi PPNI Jatim

Sementara Simplisia dilaporkan meninggal dunia pukul 08.10 WIB, di RKZ Surabaya. Nursalam menyampaikan, selama ini Simplisia bertugas sebagai pembimbing klinik di Stikes RKZ Surabaya "Ini barusan kabarnya ada perawat lagi di RKZ meninggal dunia juga (akibat) COVID-19, positif," ungkapnya.

Baca Juga: Usai Dokter, Seorang Perawat RSUD Sidoarjo Meninggal Akibat COVID-19

4. Total 9 perawat yang meninggal di Jatim

Dua Perawat di Surabaya Meninggal, Total Sudah Ada 9 di JatimDokumentasi PPNI Jatim

Atas meninggalnya kedua perawat ini, PPNI mendata sudah ada 9 perawat di Jatim yang gugur akibat terpapar virus corona. Sementara untuk jumlah keseluruhan perawat yang positif COVID-19 ada 125 orang.

"Saya mengimbau untuk para perawat yang bekerja itu baik instansi rumah sakit pemerintah harus dilakukan pemeriksaan secara massif dan berkala, tes PCR. Setiap 7 sampai 10 hari. Terutama perawat yang menangani COVID-19 itu," imbau Nursalam.

"Jadi yang terpapar itu 60 persen perawat di puskesmas. Tidak di ICU. Jadi yang kemarin 7 meninggal itu rata-rata di poliklinik di rawat inap," dia melanjutkan.

Baca Juga: 110 Perawat di Jatim Terpapar COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya