Curhat Pekerja Terminal Bungurasih yang Terdampak COVID-19

Terminal ditutup, pemasukan nihil

Sidoarjo, IDN Times - Ramadan biasanya menjadi rezeki nomplok bagi para pekerja terminal. Banyak masyarakat yang hilir mudik melakukan persiapan lebaran Idulfitri. Tapi, tidak untuk tahun ini. Bak bola berputar 180 derajat, terminal yang menjadi ladang rupiah kini sepi.

Sejak Presiden Joko 'Jokowi' Widodo melarang mudik pada 23 April lalu, serta penerapan PSBB Surabaya Raya pada 28 April, Terminal Purabaya di Bungurasih, Sidoarjo mati suri. Aktifitas bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP) terhenti.

1. Tidak ada pemasukan sama sekali

Curhat Pekerja Terminal Bungurasih yang Terdampak COVID-19Kondisi Terminal Purabaya pada PSBB hari pertama, Selasa (28/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Salah satu yang meradang akibat kebijakan di tengah pandemik COVID-19 ialah Muhammad As'ad. Pria yang sehari-hari menjadi mandor bus malam ini tidak memiliki penghasilan sama sekali sejak Terminal Purabaya ditutup. Dia mengaku bingung untuk dapat menafkahi keluarganya selama 14 hari ke depan.

"Sekarang sepi, tidak ada pemasukan. Bus gak ada yang parkir. Nganggur semua dari sopir, kernet, kondektur, pedagang asongan, soalnya gak ada aktivitas," ujarnya, Rabu (29/4).

2. Sejak Februari pendapatan menurun drastis

Curhat Pekerja Terminal Bungurasih yang Terdampak COVID-19Kondisi Terminal Purabaya pada PSBB hari pertama, Selasa (28/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Saat ini, As'ad memilih di rumah saja. Dia masih berpikir mencari penghasilan lain setelah terminal ditutup. Tabungannya juga tidak banyak, karena sejak COVID-19 diumumkan menjangkit Indonesia, pendapatan berangsur-angsur anjlok. Mulanya hanya turun 60 persen, kemudian 95 persen pada Maret dan saat ini nol pemasukan.

"Terpaksa di rumah saja, gak ada pemasukan sama sekali," ucap dia.

Baca Juga: Curhat Guru SLB Asal Malang Terapkan Belajar dari Rumah

3. Belum dapat bantuan dari pemerintah

Curhat Pekerja Terminal Bungurasih yang Terdampak COVID-19Kondisi Terminal Purabaya pada PSBB hari pertama, Selasa (28/4). IDN Times/Dok. Istimewa

Terkait bantuan, As'ad mengaku belum mendapatkan sama sekali. Dia juga belum kepikiran untuk ikut program kartu prakerja. Dia berharap pemerintah memperhatikan nasib para sopir bus, kernet, kondektur, hingga pedagang asongan yang memiliki gaji harian.

"Harapannya semoga pemerintah segera memberi bantuan dan memperhatikan nasib mandor, sopir bus AKAP atau AKDP, dan pedagang asongan yang gak bisa kerja lagi karena terminal ditutup," harapnya.

Baca Juga: Terminal Purabaya 'Mati Suri' pada Hari Pertama PSBB Surabaya Raya

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya