Ali Fauzi Sebut Abu Bakar Ba'asyir Sudah Tak Terlibat Teror
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Rencana pembebasan terpidana teroris (napiter), Abu Bakar Ba'asyir masih menjadi polemik di masyarakat. Ada yang mendukung, tak sedikit pula yang mengecam keputusan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo. Namun, pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian yang juga mantan napiter, Ali Fauzi mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait rencana ini.
Baca Juga: 'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir
1. Ba'asyir tak ikut andil 8 tahun belakangan dalam aksi terorisme
Terkait polemik adanya spekulasi akan terjadi bom lagi pada tahun ini, Ali menegaskan bahwa tidak ada kaitanya dengan Ba'asyir. Dia mengatakan bahwa pemetaan terorisme di Indonesia sudah berubah delapan tahun belakangan ini.
"Banyak yang tidak tahu itu, sejak 2011 pasca pelatihan beliau ditindak, sama sekali tidak terlibat beliau pada aksi bom baru-baru ini. Sesungguhnya 8 tahun terakhir bukan sel beliau tapi sel lainnya. Ini perlu dipahamkan," ujarnya kepada IDN Times, Senin (21/7).
2. Aspek kemanusiaan harus dikedepankan
Maka dari itu, Ali menyampaikan apresiasi kepada Jokowi telah berani memberi grasi berupa pembebasan tanpa syarat kepada Ba'asyir. Meski kebijakan ini diketahui menjadi kontroversi di tengah kontestasi politik jelang pemilihan presiden.
"Meski jadi kontorversi kubu Capres 01 dan 02. Artinya aspek kemanusiaan ini dikedepankan. Ini bukan kebijakan yang dadakan, tentu sudah dipikir jauh apa positif dan negatifnya," kata Ali.
3. Antisipasi dicap sebagai rezim yang kejam
Ali melihat kebijakan diambil oleh Jokowi karena memang usia Ba'asyir sudah tidak seharusnya masih di dalam sel tahanan. Rasa kemanusiaan itulah yang mendorong adanya kebijakan ini.
"Pak Jokowi khawatir uda 80 lebih (usia Ba'asyir), meninggal di penjara tentu jadi atmosfer politik yang tidak baik jadi hujatan dari lawan politik dan simpatisan Pak Ba'asyir," ucap Ali.
"Ini semacam antisipasi. Jangan sampai Basyir tutup usia saat dipenjara di masa Jokowi. Jika ini memang terjadi akan jadi justifikasi bahwa rezim Jokowi kejam," tambahnya.
4. Ia yakin Jokowi tetap akan memberi kebebasan tanpa tanda tangan kesetiaan
Ihwal keengganan Ba'asyir untuk menandatangani nota setia kepada Pancasila, Ali menyebut bahwa hal itu memang menjadi syarat pemberian grasi. Meski begitu, ia yakin Jokowi tetap akan memberikan kebebasan tanpa tanda tangan tersebut.
"Karena keuzuran. Itu ada kebijakan khusus untuk memberi pembebsan tanpa syarat. Banyak juga napiter lain kekeh dengan ideologi lamanya. Banyak yang sudah kooperatif sudah nyanyi Indonesia Raya, ikut upacara menurut saya berhak diberi reward," pungkas Ali.
Baca Juga: Usai Dikritik, Pemerintah Kaji Ulang Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir