Akibat Pandemik, Kekerasan Perempuan dan Anak di Jatim Meningkat

Tercatat 1.887 kasus selama 2020

Surabaya, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur (Jatim) merekap data kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang 2020. Ternyata kasusnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019.

1. Tahun 2020 ada 1.887 kasus, 2019 ada 1.600 kasus

Akibat Pandemik, Kekerasan Perempuan dan Anak di Jatim MeningkatIlustrasi Perundungan (IDN Times/Sukma Shakti)

Kepala DP3AK Jatim, Andriyanto mengatakan, jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak secara keseluruhan pada 2020 mencapai 1.887 kasus. Sedangkan pada tahun 2019 jumlahnya sebanyak 1.600 kasus. Peningkatan ini diduga faktor pandemik COVID-19.

"Banyak karyawan di-PHK atau dirumahkan, banyak usaha mikro dan rumahan yang terdampak, akibatnya ekonomi keluarga menurun tajam, dan ini sebagai pemicu terjadinya kekerasan di rumah tangga," ujarnya.

2. Kekerasan seksual masih mendominasi

Akibat Pandemik, Kekerasan Perempuan dan Anak di Jatim MeningkatIlustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Berdasarkan rincian data yang dimiliki DP3AK, kekerasan terhadap perempuan dan anak masih didominasi di sektor kekerasan seksual. Jumlahnya mencapai 742 kasus atau 39,32 persen dari total kasus di 2020. Kemudian, kekerasan fisik sebanyak 618 kasus setara 32,75 persen.

"Kekerasan psikis sebanyak 532 kasus atau 28,19 persen,” kata Andriyanto.

Baca Juga: 1.138 Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Jatim Selama Pandemik

3. Terbanyak di rumah tangga

Akibat Pandemik, Kekerasan Perempuan dan Anak di Jatim MeningkatIlustrasi Kekerasan dalam Rumah Tangga (IDN Times/Sukma Shakti)

Lebih lanjut, ada juga temuan 19 kasus atau 1,01 persen kekerasan di sektor trafficking. Andriyanto juga menyebut ada kasus penelantaran ada 224 kasus setara 11,87 persen. Sedangkan untuk tempat kejadian, rumah tangga merupakan tempat kejadian kekerasan terbanyak.

“Untuk rumah tangga jumlahnya 1.140  tempat atau 60,41 persen, tempat kerja 28 tempat atau 1,48 persen, sekolah 66 tempat atau 3,50 persen dan lembaga diklat ada 4 tempat atau 0,21 persen,” bebernya.

"Kami mencatat ada 228 tempat fasum atau 12,08 persen dengan total keseluruhan tempat kejadian adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 1.887 tempat,” dia menambahkan.

Baca Juga: Kekerasan Perempuan dan Anak di Jatim, Surabaya Paling Banyak

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya