Selama Ramadan, Kebutuhan Operasi Pasar Beras Murah Cenderung Menurun
Malang, IDN Times - Kebutuhan beras kota Malang selama Ramadan hingga Lebaran dipastikan aman. Bahkan kecenderungan operasi pasar di kota Malang juga menurun. Hal itu diungkapkan langsung oleh pihak Bulog kota Malang. Selama bulan Mei saja, Bulog baru mengeluarkan 1 ton beras medium untuk operasi pasar. Jumlah tersebut menurun dari bulan April yang mencapai 18 ton. Bahkan permintaan beras medium untuk operasi pasar itu menurun jauh dibandingkan awal tahun. Saat ini permaintaan beras medium untuk operasi pasar mencapai 300 ton.
1. Faktor musim panen
Menurut Wakil kepala Perum Bulog Subdive VII Kota Malang, Eko Yudi Miranto menjelaskan bahwa faktor musim panen menjadi penyebab menurunya permintaan beras medium. Ketika belum memasuki musim panen, permintaan di tingkat pasar terhitung cukup tinggi.
"Ketika memasuki musim panen seperti sekarang, permintaan beras medium untuk operasi pasar cenderung menurun," ucapnya.
2. Siap penuhi permintaan operasi pasar
Saat ini untuk Bulog kota Malang memiliki stok lebih dari cukup untuk beberapa komoditi. Untuk beras medium, pihak Bulog masih memiliki stok hingga 26 ribu ton. Jumlah tersebut cukup untuk stok selama 12 bulan. Begitu pula dengan komoditi lain seperti minyak gorang, gula dan tepung terigu. Untuk ketiga komoditi tersebut saat ini masih lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 6 bulan ke depan.
"Kalau untuk operasi pasar sepanjang tahun terus kami lakukan. Ada dua cara untuk operasi pasar yang kami lakukan yakni dengan cara mobile dan bekerja sama dengan kios di pasar. Sejauh ini harga beras masih terkendali. Jadi berapapun kebutuhan pasar kami siap," imbuhnya.
3. Harga beras OP lebih murah
Di sisi lain, Eko menjelaskan dari total 26 ribu ton stok beras yang ada di gudang Bulog, 90 persen di antaranya merupakan beras yang disiapkan untuk operasi pasar. Harga yang ditawarkan juga lebih murah. Tujuannya lebih kepada untuk menstabilkan harga beras yang ada di pasaran.
"Harga beras yang ada di gudang Bulog dibanderol Rp8100 per Kg. Sementara kalau sudah dilempar ke pasar menjadi Rp8250 per Kg karena ada biaya transportasi," paparnya.
4. Serapan beras Bulog masih minim
Sementara itu, sejauh ini serapan beras Bulog masih belum terlalu maksimal. Untuk tahun 2019 hingga memasuki bulan Mei, pihak bulog baru mampu menyerap beras sebanyak 2300 ton dari target 21000 ton selama setahun atau baru 11 persen dari target.
"Tahun lalu kami mampu menyerap 40 persen dari target serapan beras yakni sebesar 18 ribu ton dari target 42 ribu," tandasnya.