Revitalisasi Pengelolaan Angkot, Pemkot Malang Siap Belajar ke Bogor 

Pengelolaan angkot di Kota Malang masih belum maksimal

Malang, IDN Times - Pemerintah Kota Malang berjanji akan terus membenahi pengelolaan angkutan kota. Saat ini pengelolaan angkutan kota di Kota Malang memang masih belum maksimal. Jam operasional yang tidak pasti, jadwal yang tak teratur dan masih banyak lagi. Pemkot Malang melalui Dinas Perhubungan pun berencana untuk belajar ke Pemerintah Kota Bogor.

1. Bogor dinilai berhasil kelola angkutan umum

Revitalisasi Pengelolaan Angkot, Pemkot Malang Siap Belajar ke Bogor Ilustrasi Angkutan Kota. (Dok. IDN Times/Istimewa)

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Heru Mulyono menjelaskan bahwa pada tahun 2022, pihaknya berencana melakukan studi ke Kota Bogor. Pasalnya Kota Bogor dinilai sudah berhasil melakukan tata kelola angkutan kota. 

"Bogor berhasil melakukan pengelolaan angkot dengan model by service transportation. Kalau untuk peremajaan tidak angkot masih belum," urainya Kamis (30/12/2021). 

2. Ganti skema angkot dengan mini bus

Revitalisasi Pengelolaan Angkot, Pemkot Malang Siap Belajar ke Bogor Aktivitas beberapa armada bus AKDP di terminal Arjosari jelang Nataru. IDN Times/Alfi Ramadana

Heru menjelaskan bahwa Kota Bogor dikenal sebagai salah satu kota dengan jumlah angkutan yang sangat banyak. Tetapi kemudian membuat skema baru untuk angkutan kota, yakni menggantinya dengan mini bus. Sistem baru ini membuat tiga unit angkutan kota disetarakan dengan satu unit mini bus. 

"Pengemudi bisa menerima sistem baru tersebut. Untuk pengelolaannya kemudian dikelola oleh paguyuban sopir angkot," tambahnya. 

3. Akan ada subsidi untuk sopir

Revitalisasi Pengelolaan Angkot, Pemkot Malang Siap Belajar ke Bogor Doc. Pribadi

Rencananya, konsep yang sama juga bakal diterapkan di Kota Malang. Nantinya, para pengemudi angkutan umum yang menerima konsep tersebut, Pemkot Malang akan memberikan subsidi untuk mengganti agar angkutan kota tidak perlu lagi bergantung pada jumlah penumpang untuk bisa beroperasi. 

"Mungkin skemanya bisa subsidi per kilometer. Jadi tidak perlu mengejar jumlah penumpang karena untuk bahan bakar akan dibayar pemerintah. Untuk lebih detailnya kami akan belajar ke Bogor," sambungnya. 

Baca Juga: Sopir Angkot Surabaya, Bertahan Hidup dengan Ngutang

4. Untuk meningkatkan penggunakan transportasi massal

Revitalisasi Pengelolaan Angkot, Pemkot Malang Siap Belajar ke Bogor Ilustrasi angkot (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Heru pun mengakui layanan angkot yang masih minim menjadi alasan warga untuk memilih moda transportasi lain yang lebih tepat waktu. "Saat ini memang kepercayaannya masyarakat kepada angkutan kota masih di bawah yang kami harapkan. Salah satu penyebabnya adalah karena angkot tidak bisa memberikan kepastian waktu kepada penumpang," tandasnya. 

Kota Malang sendiri memiliki 25 trayek angkutan kota. Dari jumlah tersebut saat ini hanya 18 trayek saja yang masih aktif. Salah satu penyebab sebagian trayek tak aktif lagi lantaran penumpang memilih moda transportasi lain. Untuk itu, revitalisasi pengelolaan angkutan kota yang direncanakan Pemkot Malang tersebut diharapkan bisa mengembalikan kepercayaan penumpang kepada angkutan kota. 

Baca Juga: Becak hingga Angkot di Jember Jadi Transportasi Wisata

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya