Mengenal Sosok KH. Masjkur, Ulama Malang di Pertempuran 10 November

KH Masjkur menjadi pahlawan nasional pada 2019  

Malang, IDN Times - Perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 November tak bisa dilepaskan dari peran Laskar Hizbullah. Selain pasukan berani mati yang dikomandoi oleh Bung Tomo, Laskar Hizbullah juga memiliki dipimpin oleh KH Masjkur, seorang ulama asal Malang yang merupakan sahabat Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. 

1. KH Masjkur nyantri sejak kecil

Mengenal Sosok KH. Masjkur, Ulama Malang di Pertempuran 10 NovemberKH Masjkur. Dok. nu.or.id

KH Masjkur lahir di Singosari, Malang pada 30 Desember 1902 dari pasangan Maksum dan Maemunah. Masjkur kecil memang sudah akrab dengan dunia pesantren. Ia pernah belajar di berbagai pondok, seperti pesantren Bungkuk, Malang, pesantren Kiai Kholil di Bangkalan, pesantren Siwalan di Sidoarjo, Tebuireng di Jombang, Ngamplang di Garut hingga Jamsaren di Solo.

Setelah selesai menimba ilmu, KH Masjkur kemudian mendirikan pondok pesantren Misbahul Wathan di Singosari pada tahun 1923. Kemudian pada tahun 1942, KH Masjkur sendiri pernah bergabung dengan PETA dan kemudian juga aktif di Laskar Hizbullah sebagai kekuatan cadangan bentukan pemerintah Jepang. 

2. Punya peran penting dalam perlawanan kepada penjajah

Mengenal Sosok KH. Masjkur, Ulama Malang di Pertempuran 10 NovemberBanner persiapan menjelang peringatan Hari Pahlawan di halaman Masjid Sabilillah. IDN Times/Alfi Ramadana

Namanya mungkin tak terlalu dikenal sebagaimana Bung Tomo yang menjadi tokoh utama dalam pertempuran 10 November. Namun, KH Masjkur memiliki peran besar dalam menopang perjuangan arek-arek Suroboyo melalui Laskar Hizbullah yang ia komandoi saat pertempuran berlangsung. Ia ikut bertempur bersama Komandan TKR Divisi Untung Suropati, Mayjend Imam Soedja'i Laskar Hizbullah pada10 November 1945 di Surabaya. 

"Pada saat itu, beliau tergerak untuk turut dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Bersama-sama tokoh pondok pesantren di Malang, ia ikut berjuang dalam pertempuran 10 November," urai Ketua Yayasan Sabilillah Malang, Prof Mas'ud Said, Rabu (9/11/2022). Nama Yayasan Sabilillah sendiri tak bisa dilepaskan dari Laskar Sabilillah yang juga dipimpin oleh KH Masjkur.

Baca Juga: Mengenang Ghafur Akbar Dharmaputra: Pahlawan Indonesia di Ukraina

3. Berjasa atas tambahan pasukan dari kaum santri

Mengenal Sosok KH. Masjkur, Ulama Malang di Pertempuran 10 NovemberKH Masjkur. Dok. nu.or.id

Sementara itu, pemerhati sejarah Malang, Agung H Buana menambahkan bahwa dalam prosesnya, sebelum bergabung dalam pertempuran 10 November, pasukan Laskar Hizbullah hanya sekitar 168 orang saja. Tetapi dalam perjalanan menuju Surabaya, jumlah pasukan terus bertambah setelah ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Singosari, Lawang hingga Pandaan turut bergabung.

Total, pasukan Laskar Hizbullah pada saat itu mencapai kisaran 500-1000 orang yang terdiri dari gabungan santri, kiai hingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR). "Untuk bekal perjalanan, keluarga KH Masjkur banyak merelakan harta benda mereka. Perhiasan, harta benda milik keluarga dijual untuk pembiayaan pasukan ini," sambungnya. 

Setelah revolusi fisik hingga tahun 1947, KH Masjkur di angkat menjadi Menteri Agama oleh Bung Karno. Ia menjabat pada periode 1947-1949. Kemudian menjabat kembali pada 1953-1955. Lalu pada tahun 1953, KH Masjkur diangkat sebagai Ketua PBNU menggantikan KH Wahid Hasyim.

Hingga menjelang akhir hayatnya KH Masjkur masih aktif pada kegiatan keagamaan, kepengurusan NU dan menjadi ketua Yayasan Universitas Islam Malang. KH Masjkur meninggal dunia pada 18 Desember 1992. Pada 8 November 2019, KH Masjkur ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 120 TK tahun 2019.

Baca Juga: Doel Arnowo dan Rahasia 10 November 1945

Alfi Ramadana Photo Community Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya