DBD Tersebar di Semua Kecamatan di Banyuwangi, Empat Orang Meninggal 

Jangan sampai ada genangan ya ges

Banyuwangi, IDN Times – Warga Banyuwangi sedang mengahadapi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini tersebar hampir merata di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Menurut data Dinkes Banyuwangi, ada 220 kasus DBD yang tercatat hingga akhir Juli 2023 lalu.

1. Warga diminta waspada

DBD Tersebar di Semua Kecamatan di Banyuwangi, Empat Orang Meninggal waspada (foto: Freepik)

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan sebaran demam berdarah ini hampir merata di seluruh daerah di Banyuwangi. Menurut data yang dimilikinya, kecamatan dengan kasus tertinggi adalah Kecamatan Banyuwangi. Dari kasus yang terjadi, dilaporkan sebanyak empat pasien demam berdarah meninggal dunia.

Dengan kondisi cuaca yang masih labil saat ini, Amir mengimbau agar masyarakat senantiasa menerapkan pola hidup sehat. 

"Diminta agar masyarakat lebih waspada terhadap penularan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini," ujar Amir, Kamis (27/7/2023).

2. Korban masih bisa bertambah

DBD Tersebar di Semua Kecamatan di Banyuwangi, Empat Orang Meninggal Ilustrasi mayat. (IDN Times/Mia Amalia)

Amir menyebut, kasus DBD ini masih berpotensi merebak lebih luas di musim seperti saat ini. Terutama di lingkungan yang kumuh dan lembab. Menurutnya, DBD masih mejadi momok yang harus diwaspadai oleh masyarakat sepanjang tahun. Dari data Dinkes Banyuwangi, kasus DBD pada tahun 2022 lalu tembus hingga 560 kasus dengan 12 kasus kematian. 

"Ini menunjukan bahwa memang ada yang perlu dihadapi serius prilaku masyarakat untuk melakukan 3M, jadi menguras, menutup, dan membersihkan tempat penampungan air," tambah Amir.

Baca Juga: Gunung Raung Kebakaran di Malam Suro, Warga Banyuwangi Gelar Ritual

3. Hobi aquascape yang ditinggalkan jadi satu penyebab

DBD Tersebar di Semua Kecamatan di Banyuwangi, Empat Orang Meninggal Aquascape yang sudah ditinggalkan. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Amir mengatakan, selain faktor cuaca, beberapa kebiasaan masyarakat menjadi sumber kehidupan populasi nyamuk Aedes Aegypti ini. Salah satunya yakni hobi aquascape yang sudah ditinggalkan. Fakta di lapangan, beberpa orang yang sudah bosan dengan aquascape membiarkan filter mati dan air yang masih mengisi tabung. Kondisi ini kemudian mejadi media berkembang nyamuk dengan jumlah yang fantastis. 

"Memang faktor cuaca mempengaruhi, kondisi ini yang membuat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sangat pesat, karena cuaca yang tidak menentu. Namun pola hidup dan kebiasaan masyarakat sendiri harus diantisipasi. Pastikan tidak ada genangan air di rumah, seperti bekas aquarium yang masih ada airnya," paparnya.

Baca Juga: Nyamuk Dengue Lebih Ganas Saat Musim Panas, Waspada Gejala DBD!

Agung Sedana Photo Community Writer Agung Sedana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya