Mahfud MD Batal Jadi Cawapres, Ini Curhatan Jokowi pada Buya Syafii

Surabaya, IDN Times - Ahmad Syafii Ma'arif angkat bicara soal keputusan petahana Joko "Jokowi" Widodo untuk menjadikan Ma'ruf Amin bakal calon wakil presidennya. Sebagaimana diketahui, keputusan itu merupakan perubahan mendadak. Sebelumnya nama Mahfud MD menjadi sosok yang paling digadang untuk mendampingi Jokowi.
Menurut pria yang karib disapa Buya Syafii, keputusan Jokowi merupakan salah satu bukti demokrasi di Indonesia telah tersandera oleh kepentingan partai politik.
1. Buya Syafii mengaku terkejut dengan keputusan Jokowi
Dalam acara sarasehan guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Buya Syafii mengaku terkejut dengan perubahan di detik-detik akhir itu. Akhirnya dia menghubungi banyak pihak, termasuk Jokowi, Megawati, Luhut Binsar Panjaitan, hingga Mahfud MD, untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.
"Saya mengikuti betul prosesnya dari A sampai Z. Makanya ketika berubah tiba-tiba saya kaget luar biasa itu. Saya kira itu terjadi karena Pak Jokowi tidak berdaya dengan kepentingan parpol," tutur Buya di ITS, Surabaya, Kamis (27/9).
2. Kepada Buya, Jokowi mengaku pasrah
Kemudian, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu menyampaikan hasil pembicaraannya setelah menelepon Jokowi. "Pak Jokowi kira-kira jawab gini, saya bukan ketua partai, saya hanya menyaksikan yang teken (keputusan) itu adalah ketua partai. Jadi saya tak berdaya," pangkasnya.
Baca Juga: Ini Lho Empat Kriteria Cawapres Jokowi Dalam Pandangan Buya Syafii
3. Sempat menghubungi Megawati
Tidak puas dengan jawaban mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Buya juga menghubungi Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. "Saya telpon bu Mega. Bu Mega jawab itu adalah hak prerogatif pak presiden (untuk menerima atau tidak). Tapi tetap saja kok last minute," tambahnya.
4. Buya juga menelepon Mahfud MD
Pria kelahiran 1935 itu juga menghubungi Mahfud MD untuk mengkonfrontasi keterangan yang ia terima. "Mahfud hanya berkata saya ikhlas. Tapi tidak tahu dalam hatinya gimana," sambut dia.
Menurut Buya Syafii, drama penunjukkan calon wakil presiden ini adalah bukti bahwa demokrasi Indonesia telah ditunggangi oleh kepentingan partai politik. Lebih lanjut, krisis partai politik inilah yang menyebabkan demokrasi Tanah Air semakin terdegradasi.
Baca Juga: Demokrasi Bermasalah, Syafii Ma'arif Salahkan Parpol