Epidemiolog Unair Sebut Indonesia Semakin Membaik dari COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times – Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Windhu Purnomo mengatakan, COVID-19 di Indonesia semakin membaik. Hingga beberapa minggu setelah Lebaran tak terlihat ada lonjakan kasus.
"Dua minggu pasca-Lebaran atau hari libur panjang lain, nah itu biasanya diikuti dengan terjadinya pelonjakan kasus COVID-19," katanya, Kamis (26/5/2022).
1. Mobilitas masif tapi tidak ada lonjakan kasus
Pasca-Lebaran dan libur panjang, kasus Covid-19 tahun lalu selalu naik. Itu terjadi dua minggu hingga empat minggu pasca-libur panjang tersebut. Dibanding saat ini, tentu tren tersebut berbeda. Pada libur Lebaran 2022, terjadi mobilitas penduduk yang masif namun tidak diikuti dengan lonjakan kasus.
"Memang sudah diperbolehkan mudik, asal sudah vaksin dua dosis atau yang sudah vaksin booster tanpa perlu tes antigen maupun swab. Itu membuat orang yang bepergian jauh lebih tinggi dibanding pra-pandemi," ungkapnya.
Baca Juga: Epidemiolog Ungkap Alasan Pelonggaran Syarat Perjalanan
2. Lonjakan tak setinggi tahun lalu
Dr Windhu menyebut, pergerakan manusia itu sangat luar biasa. Namun, setelah mudik Lebaran, tidak terjadi pelonjakan kasus yang signifikan. Sangat berbeda dengan tahun yang lalu, terjadi lonjakan kasus seusai libur panjang.
“Hari ini itu tidak terjadi. Ditunjukkan oleh indikator angka positivitas (jumlah orang yang positif dibagi jumlah orang yang dites baik PCR maupun antigen) yang sangat rendah,” tegasnya.
Baca Juga: Epidemiolog: PPKM Tak Bisa Dicabut Sampai Status Pandemik Dihentikan
3. Sistem penanganan pandemik di Indonesia semakin baik
Kasus COVID-19 yang semakin membaik itu, Kata Windhu karena sistem penanganan pandemik di Indonesia semakin membaik jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dr. Windhu menyebut, kebijakan penanganan Covid-19 saat ini selalu berbasis data atau informasi yang baik. Artinya, saat ini pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak hanya berdasar asumsi.
“Awal Covid-19 hingga satu tahun pandemi, kebijakan yang dilaksanakan pemerintah ada kalanya masih berdasar asumsi. Namun, sekarang lebih baik karena berdasar data,” sebutnya