BEM SI Jatim Ingatkan PMI Soal Marwah Mahasiswa

Ketum PMI ditantang debat terbuka oleh BEM SI

Surabaya, IDN Times - Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) mulai menunjukkan eksistensinya sebagai partai politik (parpol) pendatang baru. Ditandai dengan gelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di Surabaya pekan lalu. PMI bertekad menggandeng lebih banyak mahasiswa.

Langkah PMI tersebut justru mendapat pandangan miring dari perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Jawa Timur (Jatim) sekaligus Ketua BEM Universitas Airlangga (Unair), Yoga Haryo Prayogo. Menurut dia, PMI menghilangkan marwah mahasiswa.

1. Ingatkan soal mahasiswa besar dalam lingkungan akademik

BEM SI Jatim Ingatkan PMI Soal Marwah MahasiswaIlustrasi mahasiswa. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Yoga bilang, mahasiswa merupakan orang yang besar dalam lingkungan akademik dengan suatu proses pembelajaran berkaitan dengan penelitian dan pengembangan untuk ilmu pengetahuan. Langkah-langkah politiknya yang dilakukan, menggunakan pendekatan-pendekatan akademik untuk menjadi intelektual publik yang menjembatani suara masyarakat.

"Kita bisa membayangkan bagaimana jikalau mahasiswa ikut serta dalam kubangan partai politik praktis, tentu mereka bukan disibukkan dengan kajian akademik untuk menjadi watch dogs bagi pemerintah," tegasnya kepada IDN Times, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga: Partai Mahasiswa Terbentuk, Buat Apa Sih?

2. Mahasiswa dalam politik praktis dinilai akan sibuk koalisi dan kontrak politik

BEM SI Jatim Ingatkan PMI Soal Marwah MahasiswaRakernas I Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) di Surabaya. Dok. Ketum PMI, Eko Pratama kepada IDN Times.

Justru, sambung Yoga, mahasiswa yang tergabung dalam lingkaran partai politik praktis hanya memikirkan untung rugi. Seperti harus berkoalisi hingga terjerembab memikirkan kontrak-kontrak politik. "Partai politik, ndak bakal bisa menjadi alternatif untuk menjalankan peran mahasiswa sebagai intelektual publik," kata dia.

"Akhirnya mahasiswa didorong untuk berebut dan menghamba pada kekuasaan, bukan akhirnya menjalankan tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat sekaligus membersamai masyarakat dengan stance akademik, yang independen dan hanya membela kepentingan rakyat," lanjut Yoga.

3. Tawarkan debat terbuka dengan Ketum PMI

BEM SI Jatim Ingatkan PMI Soal Marwah MahasiswaANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Yoga sendiri mengaku bahwa sebenarnya sudah pernah menghubungi Ketua umum (Ketum) PMI, Eko Pratama. Dia ingin bertemu sekaligus melakukan debat terbuka dengan Eko. Namun, ajakan itu belum ditanggapi sampai sekarang ini.

"Saya sudah pernah hubungi Eko Pratama untuk mengajaknya debat terbuka tentang ide dan gagasannya mendirikan PMI, tapi sayangnya chat saya hanya dibaca saja," dia mengungkapkan.

4. Ketum PMI sebut partainya bisa jadi wadah mahasiswa yang pengin berpolitik

BEM SI Jatim Ingatkan PMI Soal Marwah MahasiswaRakernas I Partai Mahasiswa Indonesia (PMI) di Surabaya. Dok. Ketum PMI, Eko Pratama kepada IDN Times.

Sebelumnya, Ketum PMI, Eko Pratama menekankan bahwa tujuan dibentuknya PMI adalah sebagai wadah untuk menciptakan berbagai kesempatan bagi mahasiswa yang pengin berpolitik. Soal tuduhan kalau PMI akan memecah gerakan mahasiswa, Eko menanggapi hal itu sebagai kritik yang subjektif.

"Itu kritikan yang subjektif, semua orang berhak mengutarakan itu. Kami sebagai partai politik akan menjalankan kerja-kerja politik kami," kata dia.

"Jadi intinya kami ini melihat partisipasi mahasiswa yang kalau dimasukkan ke segmen pemilih pemula itu masih minim, setidaknya dengan adanya PMI orang-orang aware kalau partai politik bukan hanya untuk kalangan orang usia segini, segmen ini saja, mahasiswa pun tidak masalah," tegas Eko.

Baca Juga: Rakernas Pertama, Partai Mahasiswa Komitmen Partisipasi Aktif Pemilu

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya