Kisah Sugeng, Dibantu Warga Wamena Sembunyi di Kandang Babi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Raut letih terpampang di wajah warga Jawa Timur yang baru mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Rabu (2/10). Mereka baru pulang dari Papua dengan menumpang pesawat Hercules.
Total ada 121 warga Jawa Timur yang mendarat dengan selamat. Salah seorang di antara mereka adalah Sugeng (22), warga Probolinggo yang sudah dua tahun merantau ke Wamena.
1. Sempat dikejar-kejar orang tak dikenal
Sugeng bercerita bahwa sehari-hari dirinya bekerja di sebuah pabrik tahu di Wamena. Senin (23/9) saat terjadi kerusuhan di sana, Sugeng sedang bekerja. Sekelompok orang yang tidak dikenal tiba-tiba menyerang di area pasar, tak jauh dari tempatnya bekerja.
"Situasinya mencekam. Saya sampai dikejar-kejar," ceritanya kepada IDN Times.
2. Ditolong warga Wamena, diminta sembunyi di kandang babi
Saat gejolak terjadi, Sugeng dibantu oleh warga Wamena. Dia disembunyikan di dalam kandang babi agar selamat dari penyerangan. Bantuan tersebut sangat berarti bagi Sugeng.
"Saya ditolong warga sana (Wamena), yang tinggal di (pusat) kota. Saya disuruh sembunyi di kandang Babi mulai jam 9 pagi sampai jam 4 sore," tambahnya.
Baca Juga: Sebagian Warganya Pulang dari Papua, Khofifah Ajak Jaga Kondusifitas
3. Menginap semalam di Kodim
Setelah nyaris seharian bersembunyi di kandang Babi, Sugeng kemudian diarahkan ke Kodim. Bahkan, Sugeng juga sempat menginap semalam di Kodim, sebelum akhirnya dipindah ke Auri Wamena.
"Setelah itu, saya dapat info dari teman bahwa ada pesawat yang akan mengangkut kami pulang. Akhirnya saya ikut pulang ke Probolinggo," lanjut Sugeng
4. Sembunyi hampir empat jam
Cerita yang sama juga diungkapkan Ikhsan (60). Pria yang bekerja sebagai tukang ojek di Wamena itu mengakui bahwa saat gejolak terjadi, dia narik seperti hari-hari biasanya. Saat itu Ikhsan sedang mengantar seorang guru ke sekolah. Tiba-tiba di tengah jalan, Ikhsan melihat keributan.
Ikhsan kemudian diminta kembali oleh guru tersebut, dan tidak perlu mengantar sampai ke sekolah. Dia kemudian mencari pertolongan.
"Saya kemudian sembunyi di rumah camat hampir empat jam. Karena saya gak enak, akhirnya saya coba cari perlindungan ke markas TNI," tambahnya.
Baca Juga: Pulang ke Jatim, Asari Menganggap Warga Wamena Sudah Seperti Saudara