Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Berbagai film karya sutradara Yosep Anggi Noen. (Berbagai)

Yosep Anggi Noen adalah sutradara kondang dari Indonesia yang terkenal dengan film-filmnya yang bernuansa arthouse. Meski filmnya tak banyak ditayangkan di bioskop dengan kurun waktu yang lama, namun pria 39 tahun itu sudah wira-wiri di ajang festival film internasional. 

Tak seperti film yang mengedepankan komersil, film besutan sutradara asal Yogyakarta ini dijamin bikin kamu mikir dan gaya sinematografi dan penceritaan yang unik. Apalagi, yang paling menjadi ciri khas Anggi adalah judul-judul filmnya yang nyentrik dan unik. Meski bertema arthouse, bukan berarti film-film Anggi tak bisa dinikmati penonton awam. Untuk itu, berikut 7 rekomendasi film karya Yosep Anggi Noen dengan judul yang unik. 

1. Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012)

Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012). (IMDb)

Film dengan judul internasional Peculiar Vacation and Other Ilnesses itu berdurasi 90 menit dan menjadi film official selection di Festival del film Locarno. Berkisah tentang Ning (Christy Mahanani), seorang pegawai toko pakaian yang pindah ke toko meubel lalu diminta mengantar sofa ke pelanggan. Bersama Mur (Muhammad Abe Baasyin) sang sopir, Ning menyusuri desa terpencil lewat jalan pegunungan yang mengular. 

Saat perjalanan, terjadi perselingkuhan di sebuah penginapan karena Ning merasa menemukan perhatian sederhana yang selama ini ia rindukan. Di sisi lain, Mur mulai jatuh cinta pada Ning tanpa mengetahui kalau dia sudah mempunyai suami. Sedangkan suaminya Jarot yang pengangguran, masih saja senang menonton televisi di rumah.

Film ini terbagi menjadi dua cerita. Cerita Ning dan Mur di perjalanan, dan cerita keseharian suami Ning yang pengangguran di rumahnya.

2. Nona Kedi yang Tak Pernah Melihat Keajaiban (2013)

A Lady Caddy Who Never Saw A Hole In One. (MUBI)

Film ini memiliki judul internasional A Lady Caddy Who Never Saw A Hole In One dengan durasi hanya 15 menit mengangkat persoalan politik melalui cerita yang unik. Dibintangi oleh Joned Suryatmoko dan Christy Mahanani, film ini menampilkan obrolan seorang caddy dengan pria di tengah sawah yang seolah-olah sedang bermain golf.

Kamu perlu meluangkan waktumu sebentar untuk menengok film ini, karena menyabet penghargaan tertinggi Grand Prix sebagai film Yosep Anggi Noen ini sukses menyabet film terbaik di ajang ShortShorts Film Festival and Asia 2014 di Tokyo, Jepang, salah satu festival film pendek paling bergengsi di Asia tersebut.

3. Genre Sub Genre (2014)

Genre Sub Genre (2014). (MUBI)

Adalah film eksperimental berdurasi 12 menit yang menjadi bagian dari proyek seni “Memfiksikan Arsip, Meramalkan Nasib” yang terdiri dari serial foto dan satu video eksperimental. Film ini adalah ramalan atas apa yang akan terjadi di Nusa Tenggara Timur, yang dituangkan dalam beberapa subgenre sinema dan kenakalan-kenakalan estetika era digital.

4. Kisah Cinta yang Asu (2015)

Kisah Cinta yang Asu. (cinemapoetica)

Berbeda dari film sebelum-sebelumnya, kali ini film Yosep Anggi Noen berkisah tentang cinta segitiga antara Martha pelacur hotel, Ning pelacur jalanan dan Erik King seorang anggota geng motor. Kedua perempuan ini terbuai dengan kesemena-menaan lelaki. Sedangkan Erik hanya memanfaatkan Martha dan Ning untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.

Tak hanya tentang cinta, lebih dari itu, Kisah Cinta yang Asu berkisah tentang getirnya Martha dan Ning dalam pekerjaannya sebagai pelacur. Sedangkan diluar urusan ranjang, Erik hanya peduli dengan motornya dan hidup menumpang tanpa tempat tinggal.

5. Istirahatlah Kata-kata (2016)

Istirahatlah Kata-kata (2016). (IMDb)

Kali ini, Yosep Anggi mencoba untuk menggarap film biografi. Bukan sembarang orang, tokoh yang diangkat adalah sosok Wiji Thukul, penyair Indonesia yang terkenal kritis terhadap pemerintah zaman order baru. Ia dianggap sebagai aktivis yang memprakarsai kerusuhan 27 Juli di Jakarta hingga ditetapkan sebagai buron. 

Film berjudul internasional Solo Solitude itu menceritakan bagaimana Wiji Thukul hidup berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lain karena namanya masuk dalam daftar orang paling dicari pemerintah. Tapi khususnya, Istirahatlah Kata-kata menceritakan pelarian Thukul di Pontianak pada tahun 1996.

6. Ballad of Blood and Two White Buckets (2018)

Ballad of Blood and Two White Buckets (2018). (IMDb)

Kembali ke film pendek, Yosep Anggi Noen meluncurkan Ballad of Blood and Two White Buckets pada 2018. Film berdurasi 15 menit itu terpilih untuk berkompetisi di ajang Toronto International Film Festival (TIFF) dalam kategori film pendek. 

Berkisah tentang berkisah tentang pasangan penjual saren, makanan khas Indonesia yang berasal dari darah binatang yang disembelih. Film ini dibintangi oleh Muhammad Abe dan Ruth Marini yang sebelumnya sudah pernah memerankan di beberapa film Anggi sebelumnya.

7. Hiruk Pikuk Si Al-Kisah (2019)

Hiruk Pikuk Si Al-Kisah. (arsip.festivalfilm.id)

Atau memiliki judul internasional The Science of Fictions, adalah film panjang Yosep Anggi yang juga meraih banyak penghargaan. Bahkan pemeran utama dalam film ini, almarhum Gunawan Maryanto berhasil meraih Piala Citra sebagai Aktor Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2020, mengalahkan Reza Rahardian, Ario Bayu hingga Dion Wiyoko. Tak hanya di dalam negeri, akting Gunawan Maryanto bahkan mendapat pujian di sejumlah festival di luar negeri. 

Berkisah tentang Siman, yang lada 1960an melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan oleh kru asing. Namun, Siman justru ditangkap dan dipotong lidahnya untuk membungkamnya. Sejak saat itu, hidup Siman bergerak lambat. Ia menjalani hidupnya seperti astronot yang sedang berada di ruang angkasa untuk menunjukkan bahwa apa yang ia lihat adalah nyata meski tidak ada orang yang percaya. Penduduk desa bahkan menganggap Siman gila, karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya. 

Pada gelaran FFI 2020, film The Hiruk Pikuk Si Al-Kisah mendapatkan 10 nominasi dari 21 kategori yang ada, termasuk untuk “Film Cerita Panjang Terbaik”.

Manakah di antara tujuh deretan film Yosep Anggi Noen ini yang masuk dalam list favoritmu? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team