Cerita Pedagang Snack Naik Kelas Lewat Pasar Digital

Pembeli datang lewat aplikasi belanja

Sidoarjo, IDN Times - Tawaran dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk bergabung ke dalam lokapasar alias marketplace Pasar.id pada bulan Februari 2023 lalu langsung diiyakan oleh Icha Muflichah (31). Meski menjajakan dagangannya di pasar tradisional, Icha sadar bahwa usahanya harus mengikuti zaman. Pedagang makanan ringan kemasan di pasar Larangan Sidoarjo ini yakin jika digitalisasi bisa membuat bisnisnya lebih baik. 

Dibantu petugas marketing atau mantri dari BRI, ia pun mengunggah satu per satu foto makanan ringan yang ia jual ke Pasar.id. Selain, mendampingi, kata Icha, BRI juga membantu promosi produknya dengan gencar. Namun, cerita tak enak sempat ia rasakan di awal-awal menjadi mitra Pasar.id. “Banyak ojol yang ngomel cari toko saya. Tapi lama-lama kan sudah pada tahu, jadi sudah biasa,”  ujar Icha, kepada IDN Times, Rabu, (21/6/2023).

Meski sempat diprotes oleh pengemudi ojek online, satu bulan pertama dilalui Icha dengan peningkatan omzet yang luar biasa. “Pernah satu hari tiba-tiba ada banyak pengemudi ojek online yang antri di depan toko saya,” ujarnya. Esoknya, ia pun menjadi perbincangan sesama pedagang di pasar Larangan. Mereka penasaran mengapa lapaknya diserbu oleh para pengemudi ojek online. “Setelah saya jelaskan, kemudian banyak juga yang mendaftar Pasar.id,” kata dia.

Icha pun kini menjadi salah satu pedagang dengan jumlah transaksi tertinggi di pasar Larangan. Dalam lima bulan terakhir, ia mencatatkan 500 transaksi melalui aplikasi Pasar.id. Bahkan, dalam satu hari ia pernah mencatatkan nilai transaksi hingga Rp9 juta. “Pokoknya sangat membantu keberadaan Pasar.id ini.”

Di pasar Larangan, Icha tak sendiri ada 43 pedagang lain yang juga memanfaatkan Pasar.id untuk menambah jumlah pembeli. Aplikasi ini merupakan inovasi dari BRI untuk membantu digitalisasi pedagang di pasar tradisional. Sejak diluncurkan pada tahun 2020 lalu, platform ini sudah memiliki ribuan mitra di seluruh Indonesia. Setelah tiga tahun berjalan, Pasar.id melakukan peningkatan layanan dengan bekerja sama dengan aplikasi transportasi online. Mereka memanfaatkan aplikasi itu untuk layanan jasa antar kepada pembeli. Pasar Larangan sendiri jadi percontohan sistem baru ini bersama dua pasar lain di Bali dan Bekasi.

Kepala Cabang BRI Sidoarjo, Luthfi Riza Hartawan mengakan bahwa terobosan ini memungkinkan pada pedagang tradisional berjualan secara online. Oleh BRI, mereka dibantu untuk melebarkan pemasaran melalui kanal digital. “Intinya, ini bagian dari kami memberdayakan nasabah BRI. Para pedagang yang jadi nasabah kami bikinkan marketplace sendiri,” ujarnya. 

Diakui Luthfi, digitalisasi pedagang tradisional tak semudah membalikkan telapak tangan. Meski sudah banyak yang memiliki gawai canggih, masih banyak pedagang yang belum sadar tentang pentingnya pemasaran digital. “Tapi kami terus memberikan edukasi, terutama yang belum melek teknologi,” ujarnya. Kini, kata Luthfi, transaksi di pasar Larangan yang menggunakan Pasar.id sudah mencapai Rp200 juta sejak pertama kali diluncurkan.

Di sisi lain, Luthfi melanjutkan, banyak keuntungan yang bisa didapat pembeli yang berbelanja menggunakan Pasar.id. “Bisa chating dulu sama penjual, harga barang juga sama dengan saat membeli langsung. Ada juga promo gratis ongkir,” ujarnya. 

Baca Juga: Ide Bisnis dari Bahan Sisa, Tak Sengaja Tapi Menggoda

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya