Band Pop Punk Malang Persembahkan Lagu untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Edo Rachmad sebagai penggebuk drum mengakui jika sejak pertama kali dibuat, lagu tersebut memiliki makna emosional untuk mereka. Pasalnya, lagu tersebut dibuat oleh sang vokalis, Sadat, untuk ibunya yang telah meninggal.

"Secara luas lagu ini didedikasikan untuk tersayang yang meninggalkan kita terlebih dahulu. Meskipun pada awalnya tercipta setelah vokalis kami ditinggalkan oleh ibunda tercintanya," bebernya.

Lebih dalam, versi akustik ini juga menjadi respon band asli Malang ini atas tragedi yang terjadi di tanah kelahirannya. Ini juga sebagai warning kepada para penegak hukum agar menegakkan keadilan untuk para korban.

"Selain itu, kita juga merespon dibebaskannya satu tersangka Tragedi Kanjuruhan, yaitu Eks Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita. Dia keluar tahanan kan karena masa tahanannya selesai. Yang penyebabnya berkas perkara dinyatakan belum lengkap," tegasnya.

Pembebasan itu, itu kata dia, membuat banyak orang terkejut dan terluka. "Bayangkan bagaimana juga perasaan para keluarga korban yang sampai saat ini berjuang menuntut keadilan," sambungnya.

Edo mengatakan secara khusus kalau lagu ini menjadi bentuk simpati mereka pada para keluarga korban. Ia juga menyampaikan duka mendalam atas tragedi sepakbola paling mematikan nomor 2 di dunia ini.

"Ada banyak hati yang terluka, ada banyak ibu yang kehilangan anaknya. Tetapi hingga detik ini, belum terlihat titik terang atas apa yang terjadi di malam kelam itu," ucapnya.

Terakhir, lewat lagu Gelap Terlupakan ini, ia berharap bisa menjadi pengingat kejadian memilukan tersebut. Bahwa teman, sahabat, dan keluarga telah pergi selama-lamanya. "Harapan terbesar kami agar keadilan segera terwujud untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Kemudian, di akhir tahun ini bagi kami tidak ada kaleidoskop yang berarti setelah Tragedi Kanjuruhan," pungkasnya.