Hapus Stigma Perempuan HIV, Gubes UNAIR Usul Pemberdayaan

Pemberdayaan efektif obati ODHIV

Surabaya, IDN Times - Guru Besar (Gubes) Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Dr Tintin Sukartini, SKp MKes mengusulkan adanya pemberdayaan bagi perempuan pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV). Hal tersebut untuk menurunkan stigma buruk tentang mereka serta meningkatkan kepatuhan konsumsi Antiretroviral (ARV).

1. Perempuan pengidap HIV sering dapat stigma buruk

Hapus Stigma Perempuan HIV, Gubes UNAIR Usul Pemberdayaanilustrasi pita HIV (freepik.com/jcomp)

Prof Titin mengatakan, Kesenjangan gender dan faktor ekonomi menjadi pemicu rentannya perempuan terjangkit penyakit tersebut. Namun ironisnya, sebagai kelompok rentan, perempuan ODHIV (orang dengan HIV) justru kerap mendapatkan stigma buruk, diskriminasi, hingga mengalami kesulitan akses perawatan kesehatan.

“Pemberdayaan pada perempuan ODHIV merupakan sebuah upaya membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik dari segi kesehatan, psikologis, sosial, hingga spiritual,” ujarnya.

Menurut Prof Tintin, ekonomi menjadi faktor utama dalam mendorong pemberdayaan pada perempuan ODHIV. Ia melihat, perempuan ODHIV seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan sebab banyaknya stigma negatif yang melekat pada mereka.

Baca Juga: Gubes UNAIR Dorong Penggunaan Laser Tangani Kusta

2. Pemberdayaan penting untuk mengembangkan potensi ekonomi

Hapus Stigma Perempuan HIV, Gubes UNAIR Usul PemberdayaanAktivitas rehabilitasi sosial pada orang dengan HIV (ODHIV) Medan (Dok. Kemensos)

Upaya pemberdayaan penting dilakukan untuk mengembangkan potensi ekonomi pada perempuan ODHIV. Dengan demikian, perempuan ODHIV akan mampu meningkatkan produktivitas dalam mencukupi segala kebutuhan hidupnya.

"Banyak perempuan ODHIV yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena stigma-stigma pada diri mereka. Sehingga, upaya pemberdayaan dilakukan untuk mengembangkan potensi ekonomi serta meningkatkan produktivitas perempuan ODHIV dalam mencukupi kebutuhan hidupnya," ujar Guru Besar Fakultas Keperawatan UNAIR itu.

 Prof Tintin mengatakan sebenarnya pemerintah telah melakukan penanganan HIV/AIDS pada masyarakat. Penanganan itu dilakukan dengan pemberian terapi Antiretroviral (ARV) secara gratis sejak tahun 2004.

"Terapi Antiretroviral (ARV) ini merupakan pengobatan yang direkomendasikan untuk pasien dengan HIV dengan tujuan mengurangi viral load, mempertahankan dan memulihkan fungsi kekebalan tubuh, serta mencegah morbiditas," terangnya.

Kendati demikian, terapi ARV tidak serta merta dapat menyembuhkan infeksi HIV. ARV, tutur Prof Tintin, hanya dapat menekan replikasi virus dalam tubuh dan memungkinkan sistem kekebalan lebih menguat sehingga dapat mengembalikan kapasitasnya dalam melawan infeksi.

3. Program pemberdayaan efektivitas mengobati ODHIV

Hapus Stigma Perempuan HIV, Gubes UNAIR Usul Pemberdayaanhttps://www.federata.it

Lebih lanjut, dosen Fakultas Keperawatan UNAIR itu mengungkap program pemberdayaan perempuan ODHIV telah terbukti dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan pada perempuan ODHIV. Upaya pemberdayaan tersebut meliputi peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan peran, baik secara individu maupun komunitas.

Adapun kegiatan dalam program pemberdayaan bisa berupa kegiatan penyuluhan, pemberian motivasi dan bimbingan serta penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi. Keluarga dalam hal ini juga memegang peran penting dalam melancarkan program pemberdayaan pada perempuan ODHIV.

"Pemberdayaan perempuan melalui bimbingan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman pengasuh dapat memberi keluarga keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam merawat anggota ODHIV dan menyelesaikan masalah pada diri mereka," terangnya.

Pada akhir, guru besar kelahiran Sukabumi itu berharap agar pendekatan pemberdayaan perempuan dapat menurunkan stigma negatif, meningkatkan kepatuhan pengobatan, serta mengubah status kesehatan dan ekonomi ODHIV perempuan.

"Melalui pendekatan pemberdayaan, semoga perempuan ODHIV dapat meningkatkan status kesehatan dan ekonomi mereka sehingga nantinya juga akan berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup mereka," tegas Prof Tintin.

Baca Juga: Kota Malang Darurat Penyebaran HIV/AIDS, Belum Punya Perda Penanganan

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya