Asal Usul Tradisi Sungkeman Lebaran
Tradisi ini sempat dilarang di masa kolonial Belanda.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak tradisi yang dilakukan ketika memasuki momen Lebaran atau Idul Fitri. Selain mudik, salah satu tradisi lain yang kerap dilakukan adalah sungkeman. Tradisi ini banyak dilakukan saat Idul Fitri terutama oleh umat Muslim di Pulau Jawa.
Tradisi sungkeman diidentikkan sebagai bentuk permintaan maaf di hari yang fitri. Namun, masih banyak orang yang bertanya-tanya dari mana asal muasal tradisi ini. Jika kalian penasaran, langsung cek saja pembahasannya di bawah ini.
1. Tradisi sungkeman sudah dilakukan sejak zaman dulu
Belum diketahui secara pasti dari mana asal muasal tradisi sungkeman. Tradisi ini merupakan hasil akulturasi kebudayaan Jawa dengan agama Islam. Tradisi ini dipercaya telah dilakukan sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.
Mangkunegara I memperkenalkan tradisi sungkeman pada momen Idul Fitri. Di hari kemenangan itu, Pangeran Sambernyawa mengumpulkan raja dan para punggawa serta prajurit dalam satu pertemuan. Diadakanlah tradisi sungkem dan saling memaafkan pada pertemuan ini.
Semua punggawa dan prajurit tertib melakukan sungkem pada raja dan permaisuri. Dari peristiwa itulah, sungkeman kemudian dicontoh oleh organisasi-organisasi lain. Sungkeman kemudian rutin dilakukan bersamaan dengan acara halal bi halal.
Baca Juga: Asal Usul Mudik, Ternyata Berasal dari Bahasa Jawa!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.