Siswoyo, Sang Maestro Reyog dari Kendang Tulungagung

Dedikasikan seluruh hidupnya untuk kesenian

Tulunagung, IDN Times - Siswoyo (66) tampak semangat mengajar tari reyog kendang di halaman rumahnya yang berada di Desa Gendingan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Tempat ini juga menjadi sanggar bagi kesenian reyog kendang. Selama puluhan tahun, Siswoyo terlibat aktif dalam pelestarian kesenian ini. Bahkan Siswoyo merupakan keturunan ke 8 keluarga pelestari seni reyog kendang.

1. Sejak kecil sudah menari reyog kendang

Siswoyo, Sang Maestro Reyog dari Kendang TulungagungKesenian reyog kendang khas Tulungagung.instagram.com/choirurozaq

Di usianya yang sudah tidak muda ini, Siswoyo masih konsisten melestarikan kesenian tersebut. Sejak kecil pria ini telah belajar reyog kendang dari bapaknya. Panggung pementasan sudah dilakoninya dari dulu. Biasanya reyog kendang ini dimainkan saat ada hajatan warga seperti pernikahan atau hajatan sunatan.

"Kalau dulu biasanya reyog kendang dimainkan di acara hajatan seperti pernikahan atau sunatan, bisa juga dimainkan untuk memenuhi nadzar seseorang," ujarnya, Jumat (3/5/2024).

Baca Juga: Menilik Sejarah Transformasi Tari Gandrung Banyuwangi

2. Prajurit pengiring dewi kilisuci

Siswoyo, Sang Maestro Reyog dari Kendang TulungagungPenampilan Siswoyo pada peringatan hari tari se dunia di Tulungagung. IDN Times/ istimewa

Seni reyog kendang sendiri memiliki sejarah panjang. Dari cerita tutur lisan seni ini merupakan gambaran prajurit yang mengiringi perjalanan Dewi Kilisuci. Awalnya tarian ini dimainkan oleh lelaki saja. Namun mulai tahun 80an mengalami perubahan sehingga perempuan bisa ikut menari reyog kendang. "Dulu sekitar tahun 80an sulit mencari anak laki-laki untuk menarikan reyog kendang, mereka kurang disiplin dalam latihan sehingga penggantinya anak perempuan," tuturnya.

3. Mulai berkembang tahun 2000an

Siswoyo, Sang Maestro Reyog dari Kendang TulungagungSiswoyo saat melatih seni reyog kendang Tulungagung. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Setelah melalui sejumlah proses, kesenian ini mulai berkembang sekiar tahun 2000an. Reyog kendang mulai banyak dipentaskan mewakili Tulungagung di sejumlah event nasional. Beberapa kali reyog kendang juga dimainkan di Istana Negara dan TMII. Puncaknya terjadi pada tahun 2015 lalu. Ribuan pelajar SD,SMP dan SMA memecahkan rekor muri menarikan reyog kendang bersama-sama.

"Saat itu saya menangis terharu melihat lautan manusia menari reyog kendang, sedih karena dari teman seangkatan yang ikut berjuang melestarikan reyog kendang tinggal saya sendiri," ungkapnya.

4. Berpesan agar pakem tidak ditinggalkan

Siswoyo, Sang Maestro Reyog dari Kendang TulungagungPenampilan Siswoyo pada peringatan hari tari se dunia di Tulungagung. IDN Times/ istimewa

Kini Siswoyo mulai mewariskan keahlianya kepada anaknya. Siswoyo juga mengaku sudah puas dalam upaya melestarikan kesenian ini. Siswoyo hanya berpesan kepada penerusnya untuk terus melestarikan reyog kendang. Meskipun saat ini sudah banyak pengembangan kreasi namun Siswoyo berharap seni reyog kendang yang tradisi atau pakem tidak dihilangkan.

"Boleh dikreasi dikembangkan sesuai perkembangan namun yang pakem harus tetap ada jangan dihilangkan," pungkasnya.

Baca Juga: Kronologi Pengungkapan Polisi Nyabu di Tulungagung

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya