Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk Dunia Pendidikan

Pendidikan yang humanis

Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 Mei untuk menghormati kelahiran Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh terkemuka dalam bidang pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara menunjukkan perhatian penuh terhadap pendidikan dan pengajaran bangsa ini.

Kontribusi dan pemikirannya dalam bidang pendidikan menjadikannya salah satu tokoh utama dalam pembentukan sistem pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara dianggap berani karena memulai sistem pendidikan di Indonesia dengan mendirikan Taman Siswa pada masa penjajahan Belanda. Yang mana saat ini menjadi landasan bagi pendidikan modern di Indonesia.

Mari kita simak bersama sumbangsih pemikiran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan.

1. Hakikat Pendidikan

Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk Dunia PendidikanAnak-anak membaca buku (pixabay.com/sasint)

Suhartono, dkk. dalam bukunya berjudul Perjuangan Ki Hajar Dewantara: Dari Politik Ke Pendidikan (2017) mengulas gagasan Ki Hajar Dewantara dalam merintis perjuangan kemerdekaan melalui pendidikan. Dalam buku itu, Ki Hajar Dewantara secara tegas mengatakan pendidikan adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat. 

Dalam artian, pendidikan adalah suatu proses yang dijalani secara aktif oleh individu karena adanya lingkungan yang mendorong dan memfasilitasi perkembangan diri. 

Melalui pendidikan yang diperjuangkan Ki Hajar Dewantara, akan lahir generasi pemimpin yang akan membimbing dan mendorong masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang merata, dan dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. 

Baca Juga: Profil dan Biografi Ki Hajar Dewantara, Kenali Lebih Dalam!

2. Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk Dunia PendidikanIlustrasi guru mengajar muridnya (istockphoto.com)

Ki Hajar Dewantara merasa bahwa pendidikan barat yang bersifat regering, tucht, orde (Perintah, hukuman, dan ketertiban) sangat tidak tepat dan tidak membentuk kepribadian rakyat Indonesia. 

Ada tiga teori yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara. Pertama, teori tabula rasa menyatakan bahwa anak lahir sebagai kertas kosong yang bisa diisi sesuai kehendak pendidik. Kedua, teori negative yang bermakna anak lahir dengan kepribadian yang sudah ditentukan sepenuhnya, sehingga pendidikan tidak bisa mengubahnya. Ketiga, teori "convergentie-theorie" bahwa anak lahir dengan kepribadian yang sudah tertulis penuh, namun pendidikan memiliki peran untuk menebalkan tulisan yang negatif dan mewujudkan budi pekerti yang baik.

3. Cita-cita Ki Hajar Dewantara

Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk Dunia Pendidikanilustrasi Ki Hadjar Dewantara (youtube.com/AkuPaham - Biografi, Inspirasi, Motivasi)

Cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk rakyat Indonesia adalah pendidikan yang humanis dan populis. Ia ingin mengubah metode pengajaran kolonial dari pendekatan "perintah dan sanksi" menjadi pendidikan pamong. Pendidikan kolonial didasarkan pada diskriminasi rasial dan menganggap anak-anak bumiputra sebagai inferior.

Ki Hajar Dewantara ingin mengubah kondisi ini dengan meninggalkan model pendidikan yang otoriter, meskipun pemerintah kolonial mengklaim memperlakukan bumiputra dengan santun. Untuk mewujudkan ide tersebut, Ki Hajar Dewantara mendirikan "Nationaal Onderwijs Taman Siswa".

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yang sesuai untuk bangsa Timur adalah yang humanis, demokratis, dan nasionalis. Ini menjadi dasar dalam mendidik bangsa menuju kebebasan politik. Dia menggabungkan pengalaman dari pendidikan Maria Montessori dan Rabindranath Tagore untuk menciptakan konsep Patrap Guru, yang menjadi model bagi murid dan masyarakat.

4. Sistem Among

Pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk Dunia PendidikanIlustrasi interaksi guru dengan siswa (istockphoto.com)

Metode pendidikan yang disusun oleh Ki Hadjar Dewantara, yang dikenal sebagai Sistem Among, merupakan pendekatan yang cocok untuk proses pendidikan karena didasarkan pada kasih, pengasuhan, dan pembinaan (care and dedication based on love).

Pendekatan pendidikan ini mengandalkan dua prinsip: kodrat alam sebagai dasar untuk mencapai kemajuan dengan cepat, dan kemerdekaan sebagai dasar untuk membangkitkan potensi fisik dan mental anak agar dapat mandiri.

Masih dari buku Perjuangan Ki Hajar Dewantara: Dari Politik Ke Pendidikan (2017), perilaku guru dalam mendidik murid atau anak bangsa menjadi pegangan utama, sehingga Ki Hajar Dewantara menciptakan istilah yang sangat terkenal, yaitu:

1. Ing ngarsa sung tulada (memberi contoh di depan)
2. Ing madya mangun karsa (membangun cita-cita di tengah-tengah)
3. Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya dari belakang)

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”

Itulah pokok pikiran Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh utama dalam pendidikan Indonesia sangat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia, terutama dalam ranah pendidikan. Pemikiran dan pandangan kritisnya telah membawa kemajuan bagi pendidikan bangsa Indonesia hingga saat ini. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

Baca Juga: Sekolah Taman Siswa Ki Hajar Dewantara dan Sejarahnya

Faradiba Divani Photo Community Writer Faradiba Divani

hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya