Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome Sex

90 persen prostitusi online di Surabaya layani threesome

Surabaya, IDN Times - MAS (29) memegangi tangan istrinya di depan gedung Anandhita Polrestabes Surabaya, Senin (8/7). Lelaki itu telah memakai baju merah bertuliskan Tahanan Satreskrim Polrestabes Surabaya. Sementara istrinya memakai topeng kupu-kupu merah muda tanpa mengenakan baju tahanan. MAS nampak merasa tak bersalah meski telah menjual istrinya untuk layanan prostitusi.

"Buat biaya sekolah, Bu," tutur MAS ketika ditanya alasannya menjual sang istri. Penyidik kembali mencercanya, "Kenapa kamu tega melihat istri disetubuhi orang lain di depan mata?". "Gelap, Bu," jawab MAS diikuti tawa kecil darinya dan istrinya.

Pertanyaan dari penyidik dianggapnya enteng, pasalnya layanan prostitusi bersama atau jamak disebut threesome yang ia lakukan merupakan kesepakatan bersama untuk meraih fantasi seks mereka. Meski hasil kesepakatan, MAS tetap bersalah di mata hukum karena sudah memasarkan sang istri dan mengambil untung dari hasil prostitusi.

Kasus layanan threesome seks pasangan suami istri yang dialami oleh MAS bukan kali pertama terungkap di Jawa Timur. Dalam kurun waktu satu minggu, dua kasus serupa pun mencuat dari dua daerah yaitu Tuban dan Pasuruan. Setali tiga uang, di samping mencari uang layanan threesome yang mereka lakukan juga untuk memuaskan fantasi seks mereka.

Baca Juga: Terlilit Utang, Pria Tuban Jual Istrinya untuk Layanan Threesome

1. Variasi bagi para pemburu fantasi seksual

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome Sexpexels.com/Tracey Shaw

Jawaban enteng soal threesome  juga dilontarkan oleh SM, seorang pria yang mengaku kerap menjalani praktik tersebut. Bedanya, Jika MAS mengkomersilkan layanan tersebut, SM mengaku menjalaninya dengan alasan iseng. Pria ini mengaku pernah menyewa seorang wanita pekerja seks komersial untuk melayaninya bersama seorang teman lelakinya yang lain.

"Awalnya aku cuma coba-coba. Karena cewek ini juga temannya temanku. Penasaran aja gitu gimana sih rasanya threesome? Apa ya enak?" ujarnya kepada IDN Times.

Akhirnya SM bersama temannya menikmati layanan threesome tersebut. Canggung, hal itu yang ia rasakan di awal. Namun mereka akhirnya mengesampingkan kesadaran mereka dan mulai merelakan tubuh mereka bekerja untuk bercinta.

"Rasanya biasa saja sih. Gak gimana-gimana," kata dia lagi.

Ia juga mengatakan bahwa praktik tersebut dilakukannya hanya untuk memenuhi sensasi seks belaka. "Gak kok, gak bikin ketagihan. Biasa aja," ungkap pria beristri itu.

Baca Juga: 90 Persen Prostitusi di Surabaya Gunakan Threesome dan Swinger

Pengakuan MAS dan SM menjadi bukti sahih dari data yang dihimpun Polrestabes Surabaya. Dari 67 prostitusi online yang diungkap sepanjang 2018, 90 persen di antaranya merupakan threesome sex.  

Bahkan, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni memaparkan, hingga Juli 2019, Sudah 7 kasus threesome sudah mereka ungkap.

"Memang trennya sekarang seperti itu. Kebanyakan yang kami ungkap laki-lakinya satu dan wanitanya dua," ujar Ruth kepada IDN Times.

2. Ada beberapa jenis threesome

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome SexInstagram.com/zoyaamirin

Fenomena threesome sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Seorang psikolog klinis yang mendalami seksologi, Zoya Amirin menjelaskan bahwa minat menambah orang dalam sebuah hubungan seks atau threesome sudah lama ada. Ia pun sering menangani klien yang berkonsultasi terkait hal tersebut.

"Kebanyakan itu pasangan menikah dan heteroseksual, mereka menikah dan membutuhkan variasi dalam hubungan seksual. Mereka menyewa dari prostitusi untuk threesome," jelasnya ketika dihubungi IDN Times.

Kegiatan threesome ini pun bermacam-macam. Jika dibagi berdasarkan gender, terdapat dua jenis yaitu satu laki-laki dua wanita alias female-female-male (FFM) atau satu wanita dan dua laki-laki alias male-male-female (MMF). Jika dilihat dari ikatanya juga terdapat dua jenis yaitu pasutri yang menambah orang atau seorang wanita/laki-laki yang meminta dua orang lain melayaninya.

"Kalau pasangan suami istri itu biasanya sistem beli putus (menyewa prostitusi). Kalau mereka keasyikan dan si prositusinya dicuekin jadi gak apa-apa," imbuhnya.

3. Threesome bukan termasuk kelainan psikologis

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome SexInstagram.com/zoyaamirin

Zoya menjelaskan bahwa threesome bukan termasuk dalam kelainan psikologis atau pun penyimpangan seksual. Hal ini didasari dengan tidak tercantumnya threesome dalam buku Diagnostic Stastical Manual for Mental Disorder V (DSM V). Threesome digolongkan sebagai suatu variasi dalam berhubungan seksual.

"Yang jelas bukan kelainan. Segala sesuatu dalam psikologi yang disebut kelainan tercantum dalam buku DVM. Threesome tidak masuk dalam situ," tegas Zoya.

Oleh karena itu, Zoya mengatakan pelaku threesome tidak dapat digolongkan dalam pengidap kelainan psikologis yang perlu melakukan pengobatan secara klinis. Meski bukan sebuah penyimpangan, melakukan hubungan seks threesome butuh pertimbangan matang-matang.

"Segala sesuatu yang secara perilaku seksual tidak menyimpang bukan berarti baik untuk dilakukan. Apakah ini melanggar nilai-nilai yang Anda percaya? Ya jangan, malah gak nyaman. Kalau Anda threesome, apakah ini mempererat hubungan pernikahan Anda? Kalau gak kenapa dilakukan sih?" tutur Zoya.

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome SexIDN Times/Sukma Shakti

4. Merupakan sarana aktualisasi diri

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome SexIDN Times/Sukma Shakti

Dalam kasus threesome, kata Zoya, biasanya didasari kejenuhan, terutama bagi wanita yang dalam konstruksi sosialnya dianggap lebih banyak melayani laki-laki dibanding dilayani ketika berhubungan seks.

"Dalam konstruksi sosial, perempuan harus melayani laki-laki dan itu melelahkan. Akhirnya dia memutuskan untuk menyewa dua laki-laki pokoknya biarin gue maunya dilayanin, gue gak mau ngapa-ngapain pokoknya orgasme. Egois saja alasannya," ungkap wanita yang juga aktif dalam channel YouTubenya ini.

Sementara bagi laki-laki, Zoya mengatakan bahwa sebenarnya laki-laki yang melakukan threesome seks tengah mencari aktualisasi diri. Mereka butuh sarana untuk membuktikan kemampuannya dalam berhubungan badan "melawan" dua orang wanita. Hal tersebut didasari klien Zoya yang kebanyakan merupakan laki-laki paruh baya hingga usia lanjut.

"Ada juga ketika dia mengalami impotensi parsial dengan istrinya, karena masalah psikologis dia mencari pembuktian. Eh gue masih kuat gak ya? Dia gak nyari sumber masalahnya tapi mencari pembenaran," terang Zoya.

Sedangkan dalam threesome yang dilakukan oleh pasutri dengan menambah satu orang, hal tersebut dilakukan karena mereka butuh variasi baru dalam berhubungan badan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan fantasi seks keduanya. Penambahan orang ini pun biasanya didasari oleh kesepakatan bersama kedua belah pihak.

5. Threesome dapat membawa dampak buruk bagi psikologi

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome SexPexels.com/@pixabay

Meski bukan termasuk dalam sebuah penyimpangan, melakukan hubungan threesome seks juga dapat memberikan efek negatif baik bagi pasangan. Bagi pasutri, Zoya mengatakan bahwa akan ada dampak kerenggangan hubungan mereka.

"Itu bahaya bisa meng-hijack atau memboikot keintiman di dalam hubungan seks. Karena seks yang paling enak adalah seks yang intim. Namanya juga hubungan intim, pakai hati. Kalau lebih fokus kepada pleasure saja, senggama, perasaan dicintai dan mencintai itu akan hilang," tegasnya.

Sementara itu bagi threesome seks yang dilakukan bukan pasangan suami istri, akan ada ketergantungan yang timbul. Zoya menggambarkan efek tersebut muncul karena mereka sudah merasa nyaman dilayani tanpa harus melayani. Akhirnya dalam hubungan badan yang sebenarnya, mereka enggan untuk melayani pasangannya.

"Kalau keseringan nanti akan jadi malas. Tentu sesuatu hal yang terlalu banyak dilakukan itu tidak baik ya," tuturnya.

Namun, ada hal lain yang lebih mendasar dialami oleh laki-laki dan perempuan jika mereka melakukan threesome. Zoya menerangkan bahwa mereka telah menjual maskulinitas dan feminitasnya.

"Karena dengan menjadi laki-laki dan perempuan adalah bagaimana kita melayani dan dilayani. Kalau kita cuma maunya dilayani terus kita kehilangan keperempuanan kita dan kelaki-lakian kita dalam hubungan heteroseksual itu," pungkas Zoya.

6. Adanya dehumanisasi dan desakralisasi

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome Sexflickr.com

Meski tak tergolong sebuah penyimpangan, fenomena threesome ini menjadi sesuatu hal yang serius jika ditinjau dari norma budaya. Seorang antropolog dari Universitas Airlangga, Yusuf Ernawan mengatakan bahwa fenomena tersebut merupakan bentuk dari dehumanisasi dan desakralisasi.

Yusuf menerangkan, ketika seorang manusia melakukan hubungan seks maka akan terjadi tiga ikatan, dengan Tuhan, dengan keluarga, dan dengan pasangan. Hubungan threesome menurut Yusuf telah melanggar janji orang tersebut dengan Tuhan begitu pula dengan keluarga.

"Ketika janji pada Yang Kuasa ini sudah diingkari, luntur, artinya tinggal memandang tubuh orang pasangan hanya seonggok daging yang hidup. Tidak ada ikatan janji dan kemuliaan sang pencipta keluarga besar dan lain-lain hilang semua," terangnya.

Pasalnya, hubungan seks yang dilakukan merupakan tindakan yang harusnya didasari dengan cinta dan sebuah ikatan. Jika manusia melakukan hubungan seks threesome tanpa merasa bersalah atau jijik, maka Yusuf mengatakan hal tersebut sebagai dehumanisasi. Manusia tak lagi dianggap sebagai makhluk hidup bernilai namun hanya seonggok daging untuk bersenggama.

Selain itu, desakralisasi yang terjadi juga tak lepas dari dehumanisasi yang tercipta. Dengan adanya hubungan threesome, Yusuf menyebut para pelaku tak lagi menganggap ikatan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral.

"Kalau orang dulu menikah itu persoalan kontrak, sosantronya begitu. Kamu mau gak sama aku? Ada persyaratan-persyaratan urusan di depan. Ketika ada akad persetujuan di situ. Sangat mulia sekali janji pernikahan itu," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Antropologi tersebut.

7. Fenomena ini terjadi disinyalir karena ada norma baru yang masuk

Menerka Isi Kepala Para Pelaku Threesome Sexunsplash.com/@emilianovittoriosi

Tak hanya fenomena dehumanisasi dan desakralisasi, threesome seks di mata sosial juga menabrak norma serta nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia terutama norma agama. Yusuf menyayangkan bagaimana para pelaku dapat mengenyampingkan norma-norma yang ada pada dirinya.

Menurut Yusuf, fenomena maraknya threesome seks ini terjadi lantaran adanya norma baru yang masuk dalam pasangan-pasangan tersebut. Norma baru ini lah yang membuat mereka percaya bahwa threesome seks merupakan sesuatu yang diperbolehkan dan akan membawa kenikmatan baginya. Padahal, norma di Indonesia termasuk dalam norma-norma pasti yang mengedepankan suatu ikatan.

"Mereka seperti itu saya pikir lebih banyak karena faktor media yang dulu itu orang sulit mengakses pengetahuan atau apa pun sekarang sangat mudah," tuturnya.

Yusuf pun berharap agar fenomena threesome ini tak lagi marak terjadi. Pasalnya dehumanisasi dan desakralisasi dapat berpengaruh buruk terhadap budaya di Indonesia, yaitu lunturnya nilai-nilai di masyarakat.

Baca Juga: Lagi, Seorang Pria Jual Istrinya untuk Layanan Seks Threesome

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya