TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dokter Bedah Syaraf Sebut Tumor Otak Tak Mengenal Usia 

5 sampai 10 orang datang ke RSUD Dr Seotomo

Dokter spesialis syaraf RSUD dr Soetomo dan National Hospital Surabaya, Dr dr Irwan Barlian Immadoel Haq SpBS (K). (Dok. Istimewa)

Surabaya, IDN Times - Dokter spesialis syaraf RSUD dr Soetomo dan National Hospital Surabaya, Dr dr Irwan Barlian Immadoel Haq SpBS (K) menyebut, tumor Otak dapat menyerang siapapun, tak kenal umur dan gender. Anak-anak hingga dewasa bisa menderita tumor otak.

Baca Juga: Karakteristik Sakit Kepala yang Mengarah ke Gejala Tumor Otak

1. Tumor otak pada anak cenderung ke arah ganas

ilustrasi tumor otak (freepik.com/kjpargeter)

Irwan mengatakan, jenis tumor otak yang menyerang anak-anak lebih ke arah ganas. Tumor tersebut menyerang otak kecil, di bagian barang otak  dan di tengah   

"Kasus kompleks tumor anak-anak, Tumor ganas anak-anak belum tahu (penyebab), pada anak-nak banyak ganasnya daripada tidak," ujarnya, Selasa (10/10/2023).

Pada usia dewasa sampai tua, tumor bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Biasanya, terbanyak maningioma terjadi pada perempuan di usia 40 tahun ke atas. 

"Tapi kalau glioblastoma tumor ganas, banyak laki-laki usia diatas 60 tahun, perempuan jarang," terangnya. 

Irwan menurutkan, saat ini penyebab tumor otak masih belum diketahui penyebabnya. Hal ini karena faktor karakteristik tumor berbeda-beda. Bisa saja karena hormon, untuk jenis meningioma seperti hormon estrogen, progestron juga berpengaruh dari segi teori

"Ada juga faktor risikonya seperti terpapar radiasi tinggi, stres berlebihan, ada faktor genetik keluarga terkena tumor tapi itu bukan sesuatu yang pasti juga," bebernya.

2. Lima sampai 10 orang penderita tumor otak datang di RSUD Dr Soetomo

ilustrasi tumor otak (freepik.com/kjparegeter)

Irwan menjabarkan, saat ini jumlah pasien tumor otak cukup banyak. Dalam sehari saja di RSUD Dr Soetomo, ada sekitar 5 sampai 10 pasien datang. Sementara yang bisa ditangani kurang dari itu. 

"Begitu juga ruangan operasi dan tenaga terbatas, sehingga memang harus membuat tempat yang mampu melakukan tindakan yang baik untuk pasien dan bisa dikerjakan di tempat operasi seperti itu," terang dia. 

Meski begitu, sejumlah pasien bisa bertahan dan sembuh. Dalam setahun, ada sekitar 1600 pasien tumor yang berhasil bertahan. 

Baca Juga: Psikiater RSUD Dr Soetomo: Kasus Bullying Fenomena Gunung Es

Berita Terkini Lainnya