Giliran Minyak Goreng Curah Diburu Warga Surabaya

Minyak goreng curah juga mulai langka di Surabaya

Surabaya, IDN Times - Pemerintah telah resmi mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan. Akibatnya harga minyak goreng kemasan di pasaran pun melambung tinggi. Karena harga minyak goreng kemasan meroket, masyarakat pun mulai memburu minyak goreng curah.

1. Pembeli lebih banyak membeli minyak goreng curah

Giliran Minyak Goreng Curah Diburu Warga Surabayailustrasi minyak goreng curah (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Salah satu pedagang di Surabaya yang ditemui IDN Times adalah Parsih, ia merupakan pedagang di Pasar Pucang Surabaya. Parsih menuturkan bahwa minyak goreng kemasan di tempatnya mulai naik sejak Rabu lalu, akibatnya pembeli pun banyak memburu minyak goreng curah.

"Dari kemarin banyak yang nyari (minyak curah) soalnya kan orang-orang tau naiknya (minyak goreng kemasan) dari kemarin, padahal sudah dari Rabu," ujar Parsih, Jumat (18/3/2022).

Parsih emngungkapkan, pembeli lebih banyak membeli minyak goreng curah karena harganya yang jauh lebih murah dibanding minyak goreng kemasan. Di tempat ia berjualan saja minyak goreng kemasan dibanderol harga Rp24 ribu perliter sementara minyak goreng curah hanya Rp17 ribu perkilo.

"Dari sananya (agen) saja sudah Rp 15 ribu, ya saya jual 17 ribu, saya kan harus ngemasi lagi, pakai plastik belum karetnya," tuturnya.

Baca Juga: Dear Minyak Goreng, Kamu Maunya Gimana Sih? 

2. Minyak goreng curah mulai langka

Giliran Minyak Goreng Curah Diburu Warga SurabayaPekerja menata minyak goreng curah yang sudah dikemas kantong plastik di salah satu agen penjualan minyak goreng curah di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/1/2022). (ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu)

Parsih mengaku, kini minyak goreng curah di agen sudah mulai susah ia dapat. Beberapa hari belakangan saat ia membeli, minyak goreng curah di agen, kondisinya pun kadang ada, kadang tidak ada.

"Iya di agennya kadang ada kadang gak ada, ini saja tadi suami saya ke agen sudah habis," kata Parsih.

Belum lagi untuk mendapatkan minyak di agen harus mengantre berjalam-jam. Jika ia mendapat antrean, ia pun akan mendapatkan minyak. Jika ia telat mengantre sedikit saja, maka minyak di agen sudah habis.

"Kalau dapat antren ya dapat. Kalau telat sedikit ya gak dapat. Antrenya berjalam-jam, kaki ini rasanya capek sekali," keluhnya.

Hal yang sama juga diungkap pedagang di Pasar Tambakrejo Surabaya, Firman. Firman mengatakan bahwa sejak 3 hari terakhir, minyak goreng curah di agen sudah kosong.

"Sekarang di agen-agen sudah jarang. Sejak 3 harian langka lagi," ungkapnya.

Sama seperti Parsih, Firman juga mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp 15 ribu per kilo dari agen. Ia pun menjual dengan harga Rp 16 ribu hingga 17 ribu per kilo.

"Sekarang naik semua, karena langka lagi. Makanya harganya naik lagi," tutur Firman.

3. Sebelum langka minyak jadi keuntungan terbanyak pedagang

Giliran Minyak Goreng Curah Diburu Warga Surabayailustrasi minyak goreng curah (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Firman pun sangat mengeluh dengan problem minyak ini. Hal ini karena, minyak adalah salah satu keuntungan terbanyak di lapaknya.

"Gak enak juga gak ada minyak. Biasanya untungnya lebih (banyak) ke minyak," keluh Firman.

Padahal biasanya ketika harga minyak masih stabil, minyak menyumbang 20 persen dari seluruh keuntungan di lapaknya. Sehingga, dengan kelangkaan minyak ini, keuntungannya pun berkurang.

"Langganan saya banyak yang jual gorengan, jadi kalau beli tepung sekalian beli minyak. Kalau minyak goreng gak ada ya cuma beli tepung saja," pungkas pedagang di Pasar Tambakrejo Surabaya ini.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka, Pemprov Jatim Guyur 2,7 Juta Liter Minyak Goreng

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya