Filipina Batasi Komoditas dari Indonesia, Mendag: Bukan Perang Dagang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Filipina berencana menerapkan Bea Masuk Tindak Pengamanan (BMTP) terhadap impor kopi instan dan mengenakan tarif masuk serta pembatasan impor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukita pun menanggapi enteng hal ini.
1. Hanya pengenaan tarif
Enggar mengatakan bahwa keputusan yang diterapkan oleh Filipina bukan mengarah pada perang dagang kepada Indonesia. Hal tersebut hanyalah penerapan tarif pada komoditas tertentu.
"Dengan Filipina bukan perang dagang. Jadi, itu hanya pengenaan tarif saja. Itu hanya pengenaan biaya masuk," terangnya.
2. Tak ada yang harus dikhawatirkan
Ia pun dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan dikenakannya tarif masuk bagi komoditas itu. Pihaknya akan berusaha bernegosiasi kembali dengan pemerintah Filipina.
"Gak ada (yang harus dikhawatirkan). Kita harus membicarakannya lagi," tegasnya.
Baca Juga: Ombudsman: Impor Pangan di Pemerintahan Jokowi Tinggi
3. Pemerintah Filipina ingin membatasi impor dari Indonesia
Sebelumnya, Menteri Pertanian Filipina, Manny Pinol mengatakan bahwa ia ingin membatasi jumlah minyak kelapa sawit yang masuk di Filipina. Ia tak ingin minyak kelapa sawit dari Indonesia membanjiri pasar lokal.
Usai mengetahui defisit perdagangan Filipina dengan Indonesia yang semakin melebar, Pinol berharap Indonesia tak membatasi impor komoditas asal Filipina, khususnya pisang dan bawang merah. "(Namun Indonesia) tidak memiliki niat untuk membuka pasarnya," ujar Pinol, Kamis (24/1)
Baca Juga: Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok Drastis