Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok Drastis

Harusnya minimal 40 persen diekspor

Banyuwangi, IDN Times - Asosiasi Petani Buah Naga Kabupaten Banyuwangi menyebut, hanya ada 5-10 persen buah naga yang masuk ke pasar ekspor. Kecilnya serapan ekspor saat panen raya tersebut memicu turunnya harga jual di tingkat petani.

1. Butuh buah naga organik

Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok DrastisIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Penasehat Asosiasi Petani Buah Naga Kabupaten Banyuwangi, Sugeng, mengatakan, pasar ekspor saat ini membutuhkan buah naga yang organik, atau tidak menggunakan pupuk hingga pestisida kimia.

Dia berharap, petani buah naga bisa beralih menanam dengan sistem organik untuk meningkatkan harga jual dan memperluas pasar jual.

"Pasar ekspor buah naga membutuhkan buah naga organik yang sudah tersertifikasi. Selain lebih manis dan menyehatkan, buah naga organik lebih tahan lama saat disimpan," kata Sugeng, saat ditemui di Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (23/1).

Daya simpan buah naga organik bisa bertahan hingga 15 hari. Sementara buah naga non-organik maksimal hanya 3-4 hari.

"Lebih dari empat hari biasanya akan mencair, bisa busuk," terangnya.

2. Serapan buah naga organik masih 10 persen

Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok DrastisIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Harga buah naga non-organik pada musim raya saat ini anjlok di tingkat petani. Buah naga dengan grade A dihargai Rp 2000. Sementara buah naga grade B Rp1.500 dan grade C Rp500.

Selain over produksi di tingkat petani dan minimnya pemanfaatan buah olahan pasca panen, serapan buah naga non organik selama ini hanya di pasar lokal dan nasional.

"Itu harga bisa seimbang, untuk jaga kestabilan harga. Karena selama ini yang dibawa keluar ekspor tidak lebih 10 persen, selebihnya hanya di pasar lokal," katanya.

Bila dibandingkan, harga buah naga organik saat ini di tingkat petani mencapai Rp5.000-8.000, dua hingga tiga kali lipat dari buah naga non-organik.

"Kemarin sempat Rp8.000, sekarang turun Rp5.000. Tapi kalau organik seperti milik kami, saya berani lepas harga lebih mahal lagi," terangnya.

3. Minimal 40 persen bisa ekspor, harga bisa stabil

Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok DrastisIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sugeng menyebut, agar harga buah naga bisa stabil, menurutnya harus ada 40 persen yang masuk ke pasar ekspor. Sementara, saat ini dia masih berusaha mengajak petani buah naga untuk beralih ke model organik.

"Kalau buah naga bisa diambil sampai 40 persen masuk ekspor, itu bisa menstabilkan harga. Syukur kalau 60 persen diekspor," katanya.

Produksi dan luasan tanam buah naga di Banyuwangi tiap tahunnya tercatat mengalami peningkatan. Dinas Pertanian mencatat, pada 2012, produksinya masih sebesar 12.936 ton (2012) seluas 539 hektar, lalu meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2017 menjadi 42.349 ton dengan luas tanam 1290 hektar.

Sementara di tahun 2018, produktivitas buah naga masih meningkat hingga 44.140,74 dengan luas tanam 1.322 hektar.

Baca Juga: Viral Buah Naga Dibuang ke Sungai, Ini Klarifikasi Pembuat Video

4. Pasar terbesar ke Cina

Ekspor Hanya 10 persen, Penyebab Harga Buah Naga Anjlok DrastisIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Saat ini, Sugeng bersama keluarganya sudah tiga tahun terakhir rutin merawat buah naga dengan cara organik seluas 1,5 hektar. Apalagi dia sudah memegang sertifikasi buah naga organik dari ketekunannya.

"Biayanya lebih murah, pakai pupuk kandang bisa diambil dari kotoran hewan, dan bahan bahan alami di sekitar kita. Namun saya masih kesulitan mengajak petani untuk beralih ke organik, karena takut tidak menguntungkan, dan masih terkesan jorok," paparnya.

Dari ketekunannya, Sugeng sudah mendapat tawaran mengirim hingga 20 ton per pekan ke Cina. "Pasar terbesar ke Cina. Malaysia bsebagai pelaksana ekspor. Kemarin perwakilan nya datang ke sini, mereka nantang 20 ton per pekan, kalau dari luasan bisa, kalau pas musim gini kami berani," terangnya.

Buah naga, memiliki musim panen alami sekali dalam setahun mulai bulan November sampai April.

Baca Juga: Gandeng Swasta, Pemerintah Janji Serap 150 Ton Buah Naga dari Petani

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya