Sambatan dari Kebun, Nestapa Petani Cabai di Tengah Lesunya Harga

Cabai di tingkat petani dihargai hanya Rp4 ribu per kg

Surabaya, IDN Times - Slamet Wulyohadi (28) pusing menyambut musim panen tahun ini. Cabai-cabai sehat miliknya dibeli murah oleh para pengepul. Harga cabai yang di tingkat petani yang pada bulan lalu masih berada di kisaran Rp50 ribu per kilogram, kini anjlok hingga 80 persen.

"Anjlok sampai Rp10 ribu per kilogram. Bahkan, kalau kualitasnya agak jelek, per kilogramnya cuma Rp8 ribu. Saya tiga kali panen harganya sudah segitu," ungkap Petani asal Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto ini, Sabtu, (4/9/2021).

Alih-alih meraup untung, Slamet menyebut harga cabai saat ini tak mampu menutup biaya produksi. Ia dan petani-petani lain pun membiarkan cabai mereka busuk di kebun.

"Ya gimana lagi, buat ongkos buruh panen sehari saja Rp50 ribu per orang. Itu pun gak cukup sehari. Kalau saya sendiri biasanya saya panen saya buat sendiri sama keluarga," bebernya.

1. Keluhan serupa juga dialami para petani di Tulungagung

Sambatan dari Kebun, Nestapa Petani Cabai di Tengah Lesunya HargaPetani cabai pilih tak memanen karena harga anjlok. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tak hanya di Mojokerto, keluhan serupa juga dialami oleh petani di Tulungagung. Salah satu petani bernama Suyono mengatakan bahwa saat ini harga cabai di tingkat petani hanya mencapai Rp4 ribu per kilogramnya. Anjloknya harga cabai tersebut terjadi sejak awal pelaksanaan PPKM Darurat. Padahal sebelumnya harga cabai jenis keriting masih bisa menembus hingga Rp30 ribu per kilogram.

"Sejak awal PPKM Darurat harganya terus turun, dan tidak ada kenaikan lagi, dengan harga tersebut kami mengalami banyak kerugian," ujarnya, Rabu (25/8/2021).

Adanya penyekatan di beberapa kota menghambat kiriman cabai mereka. Selain itu penerapan jam malam juga membuat warung makan dan restoran terpaksa menutup sementara usahanya. "Jadi kalau petani saat ini setiap hari Senin itu selalu menunggu pengumuman dari Presiden, apakah PPKM diperpanjang atau tidak," tuturnya.

Ia dan para petani cabai di Desa Bendosari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, pun memilih tak memanen cabai-cabai yang siap panen tersebut. Mereka bahkan berencana segera mengganti cabai itu dengan tanaman lain seperti tomat.

2. Di Jember, harga cabai di tingkat petani bahkan sempat menyentuh Rp2.500 per kilogram

Sambatan dari Kebun, Nestapa Petani Cabai di Tengah Lesunya HargaCabai rawit (IDN Times/Umi Kalsum)

Anjloknya harga cabai nyatanya sudah terjadi sejak Juli lalu. Di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember misalnya, harga cabai di tingkat petani sempat menyentuh angka Rp2500 per kilogram. Salah satu petani cabe di Lojejer, Suwarno mengatakan bahwa kondisi ini cukup mengejutkan. Sebab, pada bulan Juni, cabai rawit dari desanya masih dihargai Rp17.000 per kilogram.

"Harga Rp5.000 itu sebenarnya sudah ngepas banget, tapi kalau sekarang lebih anjlok. Dipanen harga murah, belum ongkos buruh petik. Kalau gak dipanen ya eman," ujarnya. Anjloknya harga ini tak cuma berimbas pada penghasilan para petani. Buruh petik cabai pun kena getahnya. Mereka hanya diberi upah Rp1.000 per kilogramnya. 

3. Asosiasi Agribisnis Cabai sebut PPKM juga pengaruhi harga cabai

Sambatan dari Kebun, Nestapa Petani Cabai di Tengah Lesunya HargaPedagang sayur melayani pembeli cabai di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Selasa (9/3/2021) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko menduga bahwa turunnya harga cabai karena hasil produksi melimpah. Berdasarkan catatanya harga cabai rawit yang sempat berada pada kisaran Rp6 ribu - Rp7 ribu per kilogram di tingkat petani, kini sudah berada di angka Rp9 ribu per kg. 

Selain surplus produksi, ada faktor lain yang juga mempengaruhi harga, yaitu PPKM. "Harapan kami PPKM ini segera dibuka. Karena selama PPKM serapannya hanya 50 persen. Ini disebabkan karena banyak Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) banyak yang tutup, bahkan PKL juga," tegas dia. 

Kalau ini terus berlangsung, maka bisa dipastikan harga cabai rawit pada puncak panen semakin anjlok," ia menambahkan.

Baca Juga: Harga Anjlok, PMT Kementan Lakukan Penyerapan Langsung Cabai Petani 

4. Produksi cabai surplus hingga akhir tahun, pemerintah akan menyerap cabai dari petani

Sambatan dari Kebun, Nestapa Petani Cabai di Tengah Lesunya HargaIlustrasi Cabai Rawit. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Kondisi di lapangan pun direspons oleh pemerintah. Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, Teguh Gunarko mengaku, faktor anjloknya harga cabai rawit di tingkat petani bukan hanya dialami di Mojokerto. Beberapa daerah lain juga mengalami hal serupa.

Selain itu, pasokan cabai dari luar daerah juga turut menjadi faktor penyebab turunnya harga cabai rawit. "Ada cabai dari beberapa daerah seperti Situbondo, Probolinggo, Nganjuk, Kediri masuk ke Mojokerto," ujarnya.

Meski begitu, Tegus menilai harga cabai rawit saat ini masih di kisaran titik impas atau Break Even Point (BEP) sehingga para petani dinilai tidak terlalu merugi.

"Untuk BEP cabai rawit di kisaran Rp9 ribu-Rp10 ribu. Jadi bisa dikatakan masih tidak terlalu merugi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menyebut kondisi ini terjadi karena stok yang melimpah. Ia memprediksi produksi cabai rawit Jatim pada September diperkirakan mencapai 33.736 ton. Kemudian bulan Oktober 22.447 ton. Secara umum, hingga akhir Desember produksi cabai rawit selama setahun mencapai 426.571 ton dengan konsumsi untuk pangan setahun 66.958 ton.

"Maka neraca pada tahun 2021 surplus 359.613 ton," ujarnya, Selasa (7/9/2021).

Adapun Kementerian Pertanian melalui Pasar Mitra Tani atau Toko Tani Indonesia Center (PMT/TTIC) berencana akan melakukan penyerapan langsung cabai petani. Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan BKP, Risfaheri, mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi kerugian petani akibat panen berlimpah.

"Saat harga anjlok di petani, serta lesunya penyerapan produksi oleh pasar, PMT/TTIC gerak cepat untuk membantu menyerap kelebihan produksi cabai dengan harga wajar untuk mengurangi kerugian petani," ujar Risfaheri, Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Anjlok, Ini Dua Faktornya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya