Harga Cabai Rawit Anjlok, Ini Dua Faktornya

Produksi melimpah sehingga harga murah

Surabaya, IDN Times - Harga cabai rawit di Jawa Timur (Jatim) terus merosot. Berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) rata-ratanya di angka Rp15.851 per kilogram (kg). Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim membeberkan faktornya.

1. Distan Jatim beberkan stok dan produksi cabai

Harga Cabai Rawit Anjlok, Ini Dua FaktornyaPetani Cabai. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menyebut  produksi cabai rawit pada September diperkirakan mencapai 33.736 ton. Kemudian bulan Oktober 22.447 ton. Secara umum hingga akhir Desember produksi cabai rawit selama setahun mencapai 426.571 ton dengan konsumsi untuk pangan setahun  66.958 ton.

"Maka neraca pada tahun 2021 surplus  359.613 ton," ujarnya, Selasa (7/9/2021).

Baca Juga: Harga Anjlok, Petani di Mojokerto Biarkan Cabainya Kering

2. Berdasarkan produksi, cabai rawit melimpah sehingga harganya murah

Harga Cabai Rawit Anjlok, Ini Dua FaktornyaIlustrasi Cabai Rawit (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Merujuk dari data tersebut, Hadi menilai kalau turunnya harga cabai rawit dipengaruhi oleh banyaknya produksi. Maka sesuai hukum ekonomi, jika ketersediaan barang melimpah maka secara otomatis harganya stabil bahkan cenderung lebih murah.

"Kalau terkait harga yang turun kemungkinan karena hasil produksi yang meningkat," ucap dia.

3. Selain hasil produksi melimpah ternyata harga juga dipengaruhi kebijakan PPKM

Harga Cabai Rawit Anjlok, Ini Dua FaktornyaCabai rawit merah yang mengalami kenaikan di sejumlah pasar di Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Secara terpisah, Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko menyampaikan harga cabai rawit sempat pada kisaran Rp6 ribu - Rp7 ribu per kg di tingkat petani. Tapi untuk sekarang ini sudah Rp9 ribu per kg. Senada dengan Hadi, Nanang juga menduga turunnya harga cabai rawit karena hasil produksi melimpah.

Namun, Nanang menyebut, ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Harapan kami PPKM ini segera dibuka. Karena selama PPKM serapannya hanya 50 persen. Ini disebabkan karena banyak Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) banyak yang tutup, bahkan PKL juga," tegas dia.

Kalau ini terus berlangsung, maka bisa dipastikan harga cabai rawit pada puncak panen semakin anjlok," pungkasnya.

Baca Juga: Harga Anjlok, Petani Cabai di Tulungagung Pilih Tak Panen

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya