Investasi Jatim Tumbuh, Tapi Masih di Bawah Jabar dan Jakarta

Selama Januari-September Rp52,7 triliun

Surabaya, IDN Times - Realisasi investasi Jawa Timur (Jatim) pada Triwulan III Tahun 2021 tumbuh Rp18 triliun. Terdiri dari PMA Rp5,4 triliun dan PMDN Rp12,5 triliun. Total investasi Jatim selama Januari-September Rp52,7 triliun. Namun, capaian itu masih di bawah Jawa Barat sebesar Rp107,2 triliun dan DKI Jakarta Rp72,5 triliun.

1. Jatim sumbangkan 8,3 persen realisasi investasi nasional

Investasi Jatim Tumbuh, Tapi Masih di Bawah Jabar dan JakartaIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kendati begitu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, capaian provinsinya meningkat 15,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara secara nasional investasi tumbuh 3,7 persen.

"Kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di triwulan ketiga ini sebesar 8,3 persen. Kinerja investasi ini harus banyak  disyukuri karena Indonesia belum lepas dari situasi sulit akibat pandemi COVID-19,” ujarnya.

Baca Juga: Inflasi Jatim 0,18 Persen Selama Oktober 2021

2. Investasi asing dan domestik tumbuh

Investasi Jatim Tumbuh, Tapi Masih di Bawah Jabar dan Jakarta

Terkait investasi asing, kata Khofifah, mengalami pertumbuhan positif sebesar 41,4 persen (q-to-q). Capaian ini, bisa meningkatkan kepercayaan calon investor asing untuk menanamkan modalnya di Jatim. Tapi, kinerja investasi di periode ini masih didominasi PMDN dengan nilai Rp 36,4 triliun.

Angka itu didominasi sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran dengan kontribusi sebesar 52,6 persen yang mana PT Mitrakarya Multiguna merealisasikan investasi sebesar Rp1,4 triliun di Surabaya.

Sedangkan PMA memberikan kontribusi sebesar Rp16,3 triliun didominasi sektor pertambangan dengn 26,4 % dimana PT Freeport Indonesia merealisasikan investasi (USA) sebesar Rp1,4 Triliun di Gresik. Pada periode ini, investasi Jatim didominasi sektor Industri Makanan dengan nilai Rp10,5 triliun, setara dengan 19,9 persen dari total investasi.

3. Investasi masih berpusat di Ring I

Investasi Jatim Tumbuh, Tapi Masih di Bawah Jabar dan JakartaIlustrasi manajer investasi mempelajari pergerakan instrumen investasi reksadana (Wealthface)

Sementara itu, dari sisi spasial, investasi di Jatim masih terkonsentrasi di zona Ring I meliputi Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pasuruan. Hal ini menuntut adanya upaya penguatan iklim investasi di zona luar Ring I guna pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Khofifah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk terus melakukan berbagai inovasi agar layanan perizinan yang diberikan semakin adaptable. Selain itu, tiap permasalahan yang dihadapi investor harus difasilitasi secara efektif dan efisien. Dan yang tak kalah penting adalah tersedianya IPRO (Investment Project Ready to Offer) untuk menarik minat investor.

"Saat ini Jawa Timur sudah terhubung dengan jalan tol Trans Jawa sehingga sangat potensial untuk pengembangan industri di daerah kabupaten yang dilewati akses tol. Arus barang dan jasa serta mobilisasi orang semakin lancar yang tentu akan meningkatkan efisiensi. Hal ini harus diimbangi dengan inovasi-inovasi perizinan di daerah guna menggaet investor masuk," pungkasnya.

Baca Juga: Ekonomi Jatim Tumbuh 7,05 Persen, Khofifah Optimistis Terus Bangkit

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya