Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bunga Tabebuya di kawasan Jalan Darmo Surabaya bermekaran. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Surabaya, IDN Times - Suasana lebaran di Kota Pahlawan juga dimeriahkan dengan mekarnya bunga tabebuya. Dari beragam jenis pohon bunga tabebuya yang ditanam di kawasan tengah kota, yang bermekaran didominasi warna kuning.

"Uniknya, yang mekar kali ini rata-rata bunga tabebuya yang berwarna kuning," ujar Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin.

1. Tabebuya jadi ikon Surabaya

Bunga Tabebuya warna kuning dominan bermekaran saat lebaran di Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Tabebuya, kata Anna, memang biasanya mekar pada saat cuaca panas. Namun kalau terkena angin, bunga itu akan rontok dan yang lain akan mekar lagi. Bunga ini sekarang menjadi salah satu ikon Surabaya.

"Hampir semua jalanan Surabaya sudah ditanami bunga tabebuya, karena setiap rayon di DKRTH melakukan penanaman tabebuya. Jadi jumlahnya sudah sangat banyak se-Surabaya," katanya.

2. Ada ribuan tabebuya yang ditanam di Kota Pahlawan

Warga berfoto dengan latar belakang pohon bunga Tabebuya yang sedang bermekaran. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Penanaman tabebuya telah dilakukan Pemkot Surabaya sejak beberapa tahun lalu. Sebanyak seribu pohon ditanam pada 2020, kemudian 2021 ini tabebuya yang keluar atau yang ditanam sudah lebih dari 500 batang.

“Kalau untuk spesiesnya memang ada tiga, yaitu kuning, pink dan putih. Untuk perawatan, gak ada kesulitan. Empat bulan sekali kita kasih pupuk,” terang Anna.

Untuk kegiatan perawatan, hanya dilakukan penyiraman dan memberikan pupuk secara reguler. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah.

3. Ajak warga jaga tabebuya

Bunga Tabebuya bermekaran di sejumlah kawasan di Surabaya. Dok. Humas Pemkot Surabaya.

Lantaran sudah menjadi ikon, Anna mengajak warga Kota Surabaya ikut menjaganya. Apabila ada oknum yang usil misalnya menancapkan paku di tanaman tersebut, diminta untuk langsung melaporkan ke DKRTH.

“Sebab, bagaimana pun juga, mereka ini adalah makhluk hidup yang harus kita jaga bersama,” pungkasnya.

Editorial Team