Rayakan Ultah Majapahit, Festival Getih Getah Gula Kelapa Digelar

Blitar, IDN Times - Festival Getih Getah Gula Kelapa 2018 digelar di Pelataran Candi Simping, Desa Sumberjati, Kabupaten Blitar, Senin (17/11) malam. Festival yang diselenggarakan oleh Komunitas Sulud Sukma dan Karang Taruna yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Blitar ini menghadirkan panggung pertunjukan multikultur Indonesia.
1. Dimeriahkan oleh 33 peserta dari 7 Kota/Kabupaten berbeda
Ketua Panitia Acara, Rangga Bisma Aditya, mengatakan Festival Getih Getah Gula Klapa 2018 yang mengusung tema "Njenang Abang", menghadirkan berbagai kebudayaan unggulan Indonesia. "Kebudayaan unggulan Indonesia yang ditampilkan di antaranya Tari Remo dari Jimbe, Kabupaten Blitar; Barong Penyu dari Desa Serang, Kabupaten Blitar; Barongsai dari Klentheng Po An Kiong, Kota Blitar," katanya melalui rilis yang diterima IDN Times, Selasa (21/11).
Selain itu, juga ada penampilan Orchestra Vocal Group dari Orang Muda Katholik Santa Maria, Kota Blitar; Tari Sesaji dari Saka Galery, Solo; Accoustic dari Rumah Cinta Indonesia, Ponorogo; Tari Puja Mantra dari Sanggar Renaisance, Kabupaten Malang; Geguritan dari Redaktur Majalah Jayabaya, Surabaya; Tari Kontemporer dari Adaonosaja Art, Jogjakarta.
"Selain pertunjukan budaya tersebut, terdapat juga pertunjukan lain seperti jaranan, dagelan, pencak silat, tari-tarian, pertunjukan musik, pembacaan cerpen sastra, dan Jula-juli," kata dia.
2. Dilaksanakan dalam memperingati penobatan Raden Wijaya sebagai Proklamator Majapahit
Menurut Kitab Negarakretagama yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Memory Of World, dimana dalam kitab tersebut, Candi Simping disebut 5 kali sebagai tempat penyimpanan abu Proklamator Majapahit, Raden Wijaya.
Dalam hal tersebut, Festival Getih Getah Gula Kwlapa hadir sebagai peristiwa budaya untuk memperingati penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Pertama Majapahit yang pada akhirnya berhasil menyatukan Nusantara.
"Hingga pada akhirnya Wilayah nusantara tersebut dijadikan acuan dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Rangga.
3. Tahun 2018 merupakan gelaran festival yang kedua
Festival Getih Getah Gula Klapa 2018 merupakan rangkaian festival kedua yang digelar. Dalam festival kali ini terdapat berbagai rangkaian acara, seperti Kirab Replika Pataka Majapahit dan Tumpeng Jenang Abang, Bazar Ekonomi Kreatif, maupun Panggung Pertunjukan Budaya. Selain itu, yang berbeda jika dibandingkan dengan festifal tahun lalu, festival tahun ini melibatkan 50 pemuda-pemudi Desa Sumberjati.
"Dengan melibatkan pemuda Desa Sumberjati membuat upaya pemanfaatan Candi Simping khususnya dalam hal pelestarian nilai budaya akan lebih semarak lagi. Mengingat para generasi muda yang berada di sekitar Candi Simping mulai peduli akan peninggalan nenek moyang," katanya..
4. Akan diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 17 November
Bupati Blitar, Rijanto, kata Rangga, telah berkomitmen mendukung upaya pelestarian Candi Simping utamanya dalam penyelenggaraan festival ini. "Bupati Blitar akan menjadikan Festival Getih Getah Gula Klapa sebagai festival tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperkaya destinasi wisata budaya berbasis event di Blitar," ujarnya.
5. Tidak hanya sekedar perayaan, namun mengemban misi penguatan toleransi
Pesan moral dalam penyelenggaraan festival ini adalah semangat toleransi harus muncul kembali di Indonesia. Maraknya disintegrasi bangsa yang muncul akibat gesekan kepentingan politik dan politisasi agama. Festival Getih Getah Gula Klapa hadir membawa konsep persatuan yang didengungkan oleh Majapahit.
"Dalam festival ini kita hadirkan berbagai budaya lintas agama seperti Tasyakuran, Barongsai, Paduan Suara Gereja, Tari Sesaji, Tasyakuran, Pencak Silat, hingga Perform dari UKM Musik Universitas Nahdlotul Ulama Blitar," ungkap Rangga, yang juga mantan sekretaris Dewan Kesenian Jawa Timur.
6. Dikerjakan dengan Gotong Royong
Event ini, kata Rangga, murni merupakan gotong royong masyarakat. "Mulai panitia, perform, hingga para pendukung kegiatan, semua ikhlas menyumbangkan materi, tenaga, dan pemikirannya untuk lancar dan suksesnya acara," ujarnya.
Hal ini menandakan semangat Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika hadir dalam peristiwa budaya Festival Getih Getah Gula Klapa.