Museum Trinil Ngawi, Sejarah, Koleksi dan Tiket Masuk 

Ada banyak koleksi fosil di sini

Kabupaten Ngawi merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki kepedulian terhadap sejarah dan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari adanya museum fosil, yaitu Museum Trinil. Museum ini merupakan salah satu museum yang menawarkan edukasi tentang fosil Pithecanthropus Erectus dan berbagai fosil purba lainnya.

Bagi kamu yang haus ilmu pengetahuan luangkan waktu sejenak untuk berkunjung ke Museum Trinil saat kamu sedang melintas di Kabupaten Ngawi. Namun, sebelum kamu mampir. Yuk simak informasi lengkap tentang Museum Trinil berikut ini.

1. Sekilas sejarah tentang berdirinya Museum Trinil Ngawi

Museum Trinil Ngawi, Sejarah, Koleksi dan Tiket Masuk Pengunjung berfoto di monumen P.e (Instagram.com/museumtrinilngawi)

Berawal dari penemuan fosil Pithecanthropus Erectus di tepian sungai Bengawan Solo oleh Eugene Dubois, salah satu pejabat kedokteran dari tentara kolonial Belanda. Perencanaan pembangunan Museum Trinil pun dimulai. Perencanaan ini dilakukan dengan membeli tanah di sekitar lokasi penemuan. Lokasi penemuan tersebut diberi tanda P.e 175 m yang bermakna Pithecanthropus Erectus, berada 175 meter ke arah timur laut. Tanda tersebut digunakan sebagai petunjuk arah penemuan fosil.

Setelah perencanaan pada tahun 1980 tersebut dimulai, selanjutnya sekitar tahun 1982 pembangunan gedung pun dimulai. Tahun demi tahun pun berlalu, tepatnya pada tahun 1991 Museum Trinil diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur kala itu, Soelarso. Sementara itu, pemberian nama Trinil ini diasumsikan dengan proses penemuan fosil Pithecanthropus Erectus yang berada di antara tiga desa, yaitu Desa Kawu, Desa Ngancar dan Desa Gemarang. Sedangkan Nil berarti sungai.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner di Ngawi saat Libur Lebaran

2. Kondisi, daya tarik, dan koleksi yang dimiliki Museum Trinil Ngawi

Museum Trinil Ngawi, Sejarah, Koleksi dan Tiket Masuk Pengunjung bermain di patung gajah. (Instagram.com/museumtrinilngawi)

Kawasan Museum Trinil merupakan lokasi kawasan penemuan fosil-fosil purba Pithecanthropus Erectus. Lebih dari itu, Museum Trinil merupakan salah satu objek wisata tentang paleontologi yang cukup penting bagi peneliti atau pelajar. Kawasan di sini cukup luas, saat pengunjung datang ke halaman museum, pengunjung akan disambut dengan sebuah gapura.

Sementara di belakang gapura terdapat patung gajah purba yang cukup besar. Menariknya, patung gajah ini memiliki gading yang panjang dan besar. Keunikan tersebut membuat patung ini sering digunakan pengunjung untuk swafoto. Selain itu, di Museum Trinil juga terdapat monumen penemuan fosil Pithecanthropus Erectus yang diberi tanda P.e 175 m.

Koleksi yang dimiliki Museum Trinil cukup banyak, yakni berkisar antara 1.200 fosil, antara lain seperti. fosil tulang rahang bawah macan, fosil gigi geraham atas gajah, fosil tanduk kerbau, fosil tanduk banteng, dan fosil gading gajah purba. Fosil-fosil tersebut umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan ukuran hewan saat ini. Tak hanya memiliki koleksi fosil, museum ini juga memiliki replika manusia purba, seperti Pithecanthropus Erectus.

3. Lokasi, waktu operasional, dan harga tiket kunjung ke Museum Trinil Ngawi

Museum Trinil Ngawi, Sejarah, Koleksi dan Tiket Masuk Pengunjung berfoto dengan replika Pithecanthropus Erectus. (Instagram.com/museumtrinilngawi)

Museum Trinil ini beralamat di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Museum ini berada kurang lebih sekitar 13 km dari pusat perekonomian Kabupaten Ngawi.

Waktu operasional museum ini buka setiap hari Selasa-Minggu, jam 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Sedangkan hari Senin tutup. Sementara itu, untuk harga tiket masuk Museum Trinil cukup terjangkau, yakni Rp1 ribu untuk pelajar atau anak-anak dan Rp3 ribu untuk dewasa.

4. Manfaat dan tips berkunjung ke Museum Trinil Ngawi

Museum Trinil Ngawi, Sejarah, Koleksi dan Tiket Masuk Pengunjung melihat koleksi di Museum Trinil. (Instagram.com/museumtrinilngawi)

Sebagai salah satu museum fosil purba yang ada di Indonesia, keberadaan Museum Trinil sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang sejarah dan paleontologi. Apalagi, kawasan museum ini masuk dalam kawasan penemuan fosil dari Pithecanthropus Erectus, sehingga tidak menutup kemungkinan hal tersebut sangat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya. Manfaat yang dimiliki museum ini cukup besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, sehingga wajib bagi semua kalangan untuk menjaga lingkungan Museum Trinil.

Nah, bagi pengunjung beberapa tips berkunjung ke museum ini bisa kamu terapkan saat berada di sana.

  • Jangan membuang sampah sembarangan saat berkunjung.
  • Jangan memegang benda-benda koleksi museum, hal ini untuk menghindari dari kerusakan.
  • Bawalah kamera yang bagus, bila kamu sedang melakukan penelitian di sini.

Gimana Lur? Setelah mengetahui informasi tentang Museum Trinil Ngawi ini apakah minatmu mempelajari sejarah kehidupan manusia purba meningkat? Kalau begitu, kapan agenda kamu berkunjung ke sana? Tulis dikolom komentar, ya!

Baca Juga: 5 Wisata Kolam Renang Terbaik di Ngawi, Murah dan Selalu Ramai! 

Rangga Rafi Arli Photo Community Writer Rangga Rafi Arli

Alhamdulillah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya